Tuesday, August 22, 2017
Biasanya Tegak dan Tidak Miring
Malam itu adalah Sabtu 19 Agustus 2017. Dalam perjalanan pulang dari Ungaran, Bu Rini yang masuk rombongan mobil yang dikendarai oleh Mas Handoko mendapatkan SMS dan Mas Abas yang berada dalam rombongan mobil yang disopiri oleh Mas Yanu. Katanya Mas Abas mendapat telepon dari Rm. Hadi, Minister Domus Pacis, yang agak marah karena tidak dapat masuk Domus Pacis. Beliau sedianya akan mengambil beberapa pakaian Rm. Gito yang dititipkan di Pastoran Pringwulung karena tidak ikut ke Ungaran untuk merayakan ulang tahun imamat ke 30 Rm. Tri Wahyono dan teman-temannya. Kunci Rm. Hadi tak dapat untuk membuka pintu. Ternyata Bu Rini juga mendapatkan SMS dari Bu Riwi yang mendampingi Rm. Yadi untuk misa di Kleben, kampung tanah asal beliau. Rm. Yadi dan Bu Riwi tidak jadi ke Kleben karena anak kunci tak dapat dicopot dari kunci pintu. Pada saat tiba di Domus Pacis pada sekitar jam 22.30, ternyata pintu kamar tamu sudah terbuka. Rm. Rio dan Mas Win, pendampingnya, sudah tiba. "Lho, gene wis isa menga" (Lho, ternyata pintu sudah dapat terbuka) kata Rm. Bambang yang disahut oleh Rm. Rio "Ning dha kangelan le mbukak" (Tetapi tadi kesukaran membuka).
Kemudian Rm. Bambang mencoba memasukkan kunci, mengunci, membuka, dan mencopot dari pintu. "Gene gampang. Mau posisi nyopot mesthi ngadeg lan ora miring" (Ternyata mudah. Tapi ketika mencopot posisi lobang kunci pasti tegak dan tidak miring). Rm. Rio berkata dengan nadha agak jengkel "Lha ya aneh. Biasane jejeg. Lha kuwi miring" (Itu aneh. Biasanya tegak dan tidak miring). Rm. Yadi kemudian datang diiringi oleh Bu Riwi. "Aku mbok tak ajar. Piye carane" (Perkenankan aku belajar bagaimana caranya) kata Rm. Yadi yang dilanjutkan dengan tindakan contoh oleh Rm. Bambang. Rm. Yadi kemudian mencoba dan langsung bisa. Pada hari Senin pagi 21 Agustus 2017 ketika makan bersama Rm. Bambang berceritera masalah kunci Sabtu malam. Rm. Hadi tak dapat membuka pintu karena ada kunci terpasang dari dalam. Rm. Bambang pun berkata pada semua rama "Kuwi kunci rega larang lho. Jarene sing posisi miring ki nggo nyegah penggunaan kunci palsu" (Kunci itu berharga mahal lho. Katanya itu untuk mencegah penggunaan kunci palsu) yang mendapatkan komentar dari Rm. Agoeng "Model kaya niku pun suwe kok" (Model yang seperti sudah lama ada). Rm. Bambang tertawa dalam hati dengan bayangan kata-kata "Ning gambaran tradisionale kudu jejeg kok. Kaya meja wae nek nggambar mesthi nganggo sikil papat sanadyan ana sing sikile telu" (Tetapi gambaran tradisionalnya mengharuskan posisi tegak. Seperti meja juga pasti digambar dengan empat kaki walau ada yang berkaki tiga) ha ha ha ....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment