Selasa, 15 Agustus 2017
Matius
18:1-5.10.12-14
18:1. Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada
Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka
18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan
menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti
ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari
anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga
yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
18:12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang
mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan
meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari
yang sesat itu?
18:13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia
berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari
pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
18:14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya
seorangpun dari anak-anak ini hilang."
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, ada gambaran umum bahwa seorang anak agar memiliki sikap mulia harus dididik dalam hidup beragama. Ini adalah tugas orang tua dan kaum tua pada umumnya.
- Tampaknya, pendidikan anak agar berkembang dalam hidup ber-Tuhan bukan terutama dengan kata-kata tetapi dari keteladanan. Keteladanan hidup orang tua dan kaum tua akan menjadi guru besar bagi anak untuk sungguh ber-Tuhan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sesaleh dan setekun serta sekonsekuen apapun orang tua dan kaum tua serta kaum dewasa dalam hidup beragama, mereka akan sungguh-sungguh menghayati kesejatian hidup beragama justru kalau mampu berlajar dari anak-anak yang sebenarnya memiliki sikap alami yang penuh ternaungi oleh nuansa ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memandang anak kecil pada umumnya sebagai guru besar dan menjalani hidup beriman.
Ah, untuk menjadi
baik seorang anak justru harus taat kepada orang tua dalam segalanya.
0 comments:
Post a Comment