Sunday, October 22, 2017
Numpang Jual Kalender
Pada Minggu itu, 22 Oktober 2017, sudah sejak sekitar jam 08.00 orang berdatangan di Domus Pacis. Dari informasi, yang kemudian datang ada lebih dari 180 orang. Sementara itu Mas Abas, karyawan Domus Pacis, sebelum jam 06.00 sudah menyiapkan kotak-kotak plastik yang berisi lebih dari 200 buah gelas. Mas Handoko, salah satu relawan Domus, datang jam 07.00 untuk menyiapkan sound system. Bu Titik, juga relawati Domus, menyiapkan perlengkapan misa. Sebenarnya pada jam 06.00 lebih Rm. Bambang mengajak Mas Abas keluar dan memintanya memperbaiki tatanan kursi-kursi dan meja di Ruang Serbaguna utara bangunan induk Domus. Pada hari itu, mulai dengan jam 09.00 dan kemudian selesai sekitar jam 13.45, Legio Maria Komisium Pohon Suka Cita Yogyakarta meminjam tempat untuk mengadakan Konggres Komisium.
Jalannya konggres ada dalam kerangka umum sidang Legio Maria yang dibuka dengan Doa Rosario dan ditutup Doa Tesera. Sebelum mulai Doa Rosario, ada sambutan yang menurut rencana disampaikan oleh Rama Paroki Pringwulung, yang juga menjadi Minister Domus Pacis. Tetapi, karena beliau sedang dalam kondisi sakit, Rm. Bambang diminta untuk menggantikan menyampaikan sambutan. Konggres Legio ini diisi oleh dua narasumber untuk topik tentang Legio Yunior, yang para anggotanya berusia di bawah 18 tahun. Nara sumber pertama adalah Bp. Yos Supriyadi yang berbicara dari Buku Pegangan Legio Maria Bab 36 poin no. 1-22. Rm. Bambang menjadi pembicara kedua yang memperdalam peran utama para anggota Presidium Senior untuk menumbuh kembangkan Legio Yunior. Bagian tanya jawab membuat pembicaraan lebih terkait dengan kiat-kiat menarik anak, remaja, dan kaum muda berminat ikut Legio Maria. Sesudah Misa Rm. Saryanto, pembimbing rohani Komisium yang kini jadi pastor di Panca Arga, diminta memberikan sambutan.
Di dalam acara itu, Rm. Harto, yang menjadi pembimbing rohani Presidium Legio Maria di Domus Pacis, sejak pertama sudah duduk dekat meja pembicara sekaligus altar untuk misa. Rm. Tri Hartono ikut mendengarkan pembicaraan dengan duduk di kursi di dekat kamar Rm. Yadi. Rm. Yadi juga mendengarkan sejak pertama hingga ikut misa dengan bersarung duduk di kursi roda di deretan belakang. Sedang Rm. Gito datang pada waktu misa akan mulai. "Pak, yen kula mangke pados dana kangge rama-rama Domus Pacis, pikantuk mboten?" (Pak, kalau nanti saya memanfaat pertemuan ini untuk mencari dana bagi rama-rama Domus Pacis, boleh atau tidak?) tanya Rm. Bambang kepada Pak Supriyadi sebelum acara Konggres di mulai. Ketika Pak Priyadi menjawab "Saget, rama. Caranipun kados pundi?" (Bisa, rama. Bagaimana caranya?), Rm. Bambang berkata "Kanthi tumbas Kalender Domus Pacis 2018 apesipun gangsalwelas ewu per eksemplar" (Dengan membeli Kalender Domus Pacis 2015 paling tidak memberikan uang Rp. 15.000 per eksemplar). Rm. Bambang kemudian mengumumkan dengan pengeras suara tentang kesempatan berdana bagi Domus Pacis dengan membeli Kalender Domus Pacis 2017. Ternyata 78 eksemplar yang disediakan hari itu tak tersisa satupun.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment