Dari
reuni itu ada hal yang bagi saya amat mengesan. Hal ini terjadi dalam acara
omong-omong sesudah makan siang. Di dalam sharing Mas Djojo, “lurah” JB69,
mengatakan “Sebenarnya sesudah pensiun saya sering bingung harus berbuat apa.
Yang jelas kalau tidak mempunyai kegiatan hidup menjadi kosong. Tetapi kalau
harus bekerja, saya sudah merasa berat untuk menjalani tugas-tugas dengan
target. Maka ketika ada pengumuman dibutuhkan relawan pengajar para pelajar dan
mahasiswa penerima dana dari Gereja, saya mendaftarkan diri. Kini saya mengajar
matematika tetapi sebagai relawan”.
Kata-kata
Mas Djojo begitu terasa menyentuh lubuk hati saya dan terbawa dalam tidur malam
ketika saya menyelesaika proses mengisi pertemuan di Umat Lingkungan Dukuh,
Paroki Brayut. Dalam keadaan agar capek, karena sesudah melemas teman-teman
JB69 ternyata ada tamu menyusul rombongan lansia Paroki Nanggulan, saya diantar
ke Dukuh Pertemuan dimulai pada jam 17.00. Ini berkaitan dengan pengembangan
warga Katolik dalam Umat Lingkungan. Ini adalah kegiatan yang lama sudah saya
tinggal sejak 1 Juli 2010. Untuk acara ini saya terkesan dengan kata-kata Mas
Hari Santoso, salah satu peserta, yang saya baca dalam FB Minggu 24 November
2019. Dengan menyertakan beberapa gambar hasi jepretannya, Mas Hari menulis :
REKOLEKSI UMAT WILAYAH F.X. DI GEREJA SANTO FRANCISCUS
XAVERIUS
Dukuh
Sabtu 23 November pkl 17 - 20.
Dalam rangka Hari Pelindung St. Franciscus Xaverius 3 Desember.
Romo Dominicus Bambang Sutrisno memimpin acara rekoleksi yg dihadiri tak kurang dr 50 umat dr 3 lingkungan yg ada. Berbagai pesan pastoral mendasar diperoleh mereka yg hadir selaku umat yg peduli dan mau berbagi ke dalam mau pun di tengah masyarakat.
Paparan Romo Bambang D sangatlah riil, aktual, jujur, runtut, komunikatif dan dalam kemasan kebak humor serta celoteh a la beliau hingga pesan2 itu serasa justru menohok sekaligus sampai.
Acara diseling santap malam nan nikmat plus halal.
Kapan lagi ya?
Trimss buat panitia.
Dalam rangka Hari Pelindung St. Franciscus Xaverius 3 Desember.
Romo Dominicus Bambang Sutrisno memimpin acara rekoleksi yg dihadiri tak kurang dr 50 umat dr 3 lingkungan yg ada. Berbagai pesan pastoral mendasar diperoleh mereka yg hadir selaku umat yg peduli dan mau berbagi ke dalam mau pun di tengah masyarakat.
Paparan Romo Bambang D sangatlah riil, aktual, jujur, runtut, komunikatif dan dalam kemasan kebak humor serta celoteh a la beliau hingga pesan2 itu serasa justru menohok sekaligus sampai.
Acara diseling santap malam nan nikmat plus halal.
Kapan lagi ya?
Trimss buat panitia.
Dukuh,
larut malam 23/24 Nov.2019
Tampaknya
umat amat antusias dan gembira. Jujur saja, saya juga merasakan kegairahan
khusus sehingga lupa rasa capek sibuk menyambut teman JB69 dari jam 08.30
hingga 14.00 dan langsung diteruskan omong-omong dengan rombongan Nanggulan
hingga lebih dari jam 15.00. Padahal saya sudah bangun pagi jam 03.30 untuk
mengirim renungan di Blog, FB, Email, dan WA serta langsung mandi terus ke
Seminari Tinggi Kentungan melayat jenasah Rm. Hantoro. Dari situ bersama Mas
Handoko dan Bu Rini mengambil snak untuk jamuan para tamu. Tetapi semua rasa
capek seperti terhapus dengan adanya pertemuan dengan Umat Lingkungan Dukuh. Meskipun
demikian di dalam lubiuk hati saya tidak akan bersedia seandainya ada yang
menawari kembali jadi Tim Pendamping Umat Lingkungan. Saya menikmati kelansiaan
dan kalau berkegiatan hanya sebagai free lance. Bahkan untuk bentuk kegiatan
yang saya hayati di masa dulu, saya menganggap itu sebagai REUNI KARYA.
0 comments:
Post a Comment