Dua Pramurukti Domus Pacis
Sekarang tentang pramurukti yang bekerja di Domus Pacis. Kehadirannya sungguh ikut mengubah suasana kehidupan rumah rama tua Domus. Dari pengamatan Rama Bambang, paling tidak sejak tahun 2006, etos kerja orang-orang yang harus mengurus para rama amat sangat di bawah standard. Kecuali Pak Tukiran 4 orang lainnya sungguh-sungguh kurang memiliki kesungguhan kerja. Rama Yadi yang paling lama berada di Domus menghabiskan banyak harinya berada di Pastoran Purbowardayan dan atau Salam. Bahkan beliau pernah sungguh-sungguh seperti bagian dari penggembala umat Paroki Salam. Rama Harjaya memang sudah tidak akan dapat melakukan protes. Almarhum Rama Suto dan almarhum Rama Tjipto kerap di sore hari sekitar jam 5.00 termangu-mangu menunggu minum dan snak yang tidak disajikan karena 2 orang yang mengurus sedang lelap tertidur. Tidak sedikit rama tua yang pernah tinggal di Domus Pacis menilai negatif keadaan rumah ini sehingga tidak mau diminta tinggal di sini sekalipun kondisinya perlu mendapatkan perhatian khusus.
Perubahan Domus Pacis secara praktis dimulai dengan ditumbuhkembangkannya Komunitas Rama Domus lewat makan bersama, karena sebelumnya segalanya dijalankan di kamar masing-masing termasuk makan dan minum. Makan bersama, yang mulai Januari 2011 dan kemudian setiap Selasa siang sesudah Paskah 2011, menjadi peristiwa tiga kali sehari dengan diadakannya ruang makan mulai dengan tanggal 29 Agustus 2011. Dan sejak 5 September 2011 didatangkanlah seorang pramurukti yang tergabung di Rumah Sakit Panti Rini, Kalasan, Yogyakarta. Hingga beberapa bulan honorarium Mas Raharjo, pramurukti tersebut, masih ditanggung dari kekuatan keuangan simpanan stipendium rama yang masih sering diminta untuk melayani misa umat. Ternyata sebagai pramurukti Mas Raharjo tidak hanya bekerja sesuai dengan jobdes (job description). Di dalam surat perjanjian yang ditandai oleh petugas RS Panti Rini dan Rama Bambang, Mas Raharjo sebenarnya hanya mengurus Rama Harjaya dan Rama Harto. Sebenarnya di luar waktu mandi, buang hajat, makan, minum obat dan membersihkan kamar termasuk tempat tidur dari kedua rama tersebut, Mas Raharjo dapat santai enakan. Akan tetapi dia selalu saja ikut membantu pekerjaan lain di Domus. Tentu saja hal ini membuat Pak Tukiran diringankan. Mas Rahajo ikut membantu membersihkan ruang-ruang lain bahkan ikut mengepel lantai. Urusan kebun dan menata makan pun juga menjadi ambil bagian kerjanya. Kalau Pak Tukiran makin bersemangat karena teman kerja baru, tidak demikian dengan yang lain yang tampak makin keenakan. Maka dikeluarkanlah salah satu sisa petugas yang berada di Domus Pacis yang dulu diterima berdasarkan belas kasih karena tak memiliki pekerjaan. Komunitas Domus Pacis memilih menambah tenaga pramurukti dari RS Panti Rini. Di penghujung tahun 2011 masuklah Mas Kris. Ketika masuk Domus dia masih pemula dan baru satu kali berpengalaman mengurus orang tua dengan jangka waktu amat pendek. Akan tetapi dengan bimbingan dan keteladanan Mas Raharjo, Mas Kris dapat berkembang dengan bagus.
Kedua pramurukti Domus, Mas Raharjo dan Mas Kris, tidak hanya bekerja sesuai dengan jobdes. Keduanya, sebagaimana Pak Tukiran, sungguh-sungguh menjadi bagian keluarga Komunitas Rama Domus Pacis. Mereka amat mencintai rama-rama Domus sehingga apa pun keadaan Domus Pacis tampaknya menjadi bagian hatinya. Dapat dikatakan apa pun yang disukai oleh rama-rama Domus seakan-akan menjadi kesukaannya. Mereka mengurus tanaman dan hewan piaraan yang sebenarnya adalah kesukaan masing-masing rama Domus. Maka para rama pun juga secara alamiah memberikan bagian kesejateraan dan pendapatannya kepada orang-orang yang bekerja di Domus untuk ikut menikmati. Makanan, lauk, beras dan banyak hal yang diperoleh oleh Komunitas Rama Domus dari umat yang peduli juga dinikmati oleh mereka. Kalau dalam kisah ini bicara tentang Mas Raharjo dan Mas Kris, kedua pramurukti ini sudah menjadi bagian persaudaraan para rama Domus.
2 comments:
Top markotop untuk mas raharjo, mas kris dan pak tukiran
Mereka sungguh orang-orang beriman
Post a Comment