Kemarin, Jumat 17 Mei 2013 dari jam 17.30-20.00, Komunitas Rama Domus Pacis mendapatkan kunjungan kelompok ibu-ibu yang disertai beberapa bapak dari Wilayah Maguwa, Paroki Kalasan, Yogyakarta. Kelompok ini sebenarnya mula pertama menghubungi Rama Agoeng. Tetapi penghubung diminta kontak dengan Rama Bambang. Ketika Rama Bambang melayani misa di salah satu keluarga Kalasan, dia mencium latar belakang kegiatan kunjungan. Dari omong-omong dengan salah satu bapak, Rama Bambang tahu bahwa Maguwa sedang berderap merayakan 25 tahun gerejanya yang puncaknya akan terjadi besuk tanggal 2 Juni 2013. "Ini pasti dalam rangka perayaan itu" kata Rama Bambang dalam hati. Dan benarlah, ketika kemarin sore ada pidato dari salah satu wakil, beliau menceriterakan sejarah Maguwa. Pada tahun 1955 Maguwa memiliki 55 orang warga. Kini sudah lebih dari 1.500 orang. Bahkan kini Maguwa mendapatkan status sebagai "Stasi" dari Paroki Kalasan sebagai Stasi Pembelajaran, karena stasi yang sebenarnya harus dengan ketetapan dari Keuskupan.
Berkaitan dengan umat "Stasi" Maguwa, Rama Yadi memiliki peran khusus dalam sejarah pembangunan gedung Gereja Maguwa. Sebenarnya pada waktu pembangunan, tokoh-tokoh awam dalam Dewan Paroki Kalasan pada umumnya tidak menyetujui. Tetapi dalam kepemimpinan Rama Yadi segala dana dari umat Maguwa dan luar Maguwa dapat dihimpun. Bahkan beberapa urusan administratif dapat diperoleh dari Keuskupan Agung Semarang karena kecerdikan dan taktik Rama Yadi. Inilah yang membuat acara misa kunjungan kemarin sore menjadi hangat penuh keceriaan. Rama Yadi yang memimpin misa menceriterakan pengalaman proses pembangunan gedung Gereja Maguwa. Acara kemarin sore diakhiri dengan makan bersama pengunjung dan penghuni Domus Pacis. Santap malam itu dibawa oleh pengunjung.
0 comments:
Post a Comment