Sabda Hidup
Selasa, 07 Mei 2013
Maria dr St. Yusuf, Marie-Louise dr Yesus Trichet
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11
Bacaan Injil Yoh. 16:5-11
5
tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada
seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau
pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu
berdukacita. 7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih
berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku
akan mengutus Dia kepadamu. 8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka
tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi
kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena
penguasa dunia ini telah dihukum
Renungan
Yesus pergi Roh
Kudus hadir (Yoh 16:7), "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.
Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."
Membaca
teks tersebut bolehlah kalau saya mengatakan: suksesio (pergantian)
yang indah. Yesus rela meninggalkan para murid yang telah dididik dan
dibangun agar Roh Penghibur bisa berkarya lebih optimal. Kira-kira apa
yang bisa membuat seperti itu?
Ada banyak alasan yang bisa
diutarakan. Pertama dan utama karena sinergi "kepemimpinan" Tritunggal
Mahakudus. Setiap pribadi dalam satu kodrat itu sangat mengenal
peranNya. Tidak ada usaha untuk saling menjegal. Yang ada hanyalah
kehendak mewujudkan Kerajaan Allah. Kedua, kepemimpinan Yesus dijalankan
dengan jujur, selaras antara kata dan tindakan. Yesus tidak
meninggalkan bekas kejahatan yang harus ditutupi. Maka dari itu Yesus
pun bisa meninggalkan dan menyerahkan dengan tenang. Tidak perlu merasa
takut dan tidak perlu membuat aneka konspirasi untuk mengamankan diri.
Anda bisa menambah sendiri alasan suksesio indah ini.
Andai para
pemimpin kita juga mengutamakan keselamatan rakyat yang dipimpinnya dan
memimpin dengan jujur maka rasanya tidak perlu takut untuk diganti dan
tidak perlu membuat aneka konspirasi agar penggantinya adalah kawan yang
bisa melindungi kejahatannya di kala dia memimpin. Mereka akan siap dan
rela siapa pun yang menggantinya. Ketika mereka resah dengan
penggantinya maka kita pun bisa bertanya: apa ada ketidakjujuran kala
dia memegang kekuasaan?
Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Rasakan keteduhan satu kodrat tiga pribadi itu.
Refleksi
Bagaimana cara Anda menjaga kejujuran diri?
Doa
Tuhan,
ada banyak godaan untuk tidak rela diganti. Ada banyak tawaran yang
menarikku pada ketidakjujuran. Ada banyak kemungkinan yang menarikku
lupa dengan tugas perutusanku: keselamatan jiwa-jiwa. Utuslah RohMu
menjaga hidupku agar selalu berpegang pada kehendakMu yang terlaksana.
Amin.
Perutusan
Hari ini aku akan memimpin diriku dan mereka yang dipercayakan padaku dengan jujur.
Monday, May 6, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment