PERPISAHAN YANG MENYENANGKAN

Rama Agoeng pagi ini dalam renungannya juga mengatakan "Umumnya perpisahan diikuti oleh rasa sedih, bukan sukacita. Tetapi sukacita itulah yang terjadi kala Yesus meninggalkan para murid dan naik ke surga (bdk Luk 24:52). Ini memang renungan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus yang hari ini, Kamis 9 Mei 2013, menjadi perayaan khusus sebelum Hari Raya Pentakosta. Ternyata dalam Yesus peristiwa perpisahan ini juga menjadi peristiwa yang menyenangkan. Tetapi saya harus meminta maaf lebih dahulu. Karena dengan isi renungan ini pikiran dan perasaan saya tertuju pada peristiwa kehidupan Komunitas Rama Domus Pacis. Dan ini dapat dikatakan bukan peristiwa religius, walau bagi saya ada juga nuansa rohaninya.

Yang saya maksudkan adalah peristiwa menyangkut si yayuk salah satu penghuni Domus Pacis. Sejak dua hari lalu dia harus berpisah dari satu anak perempuannya karena dibawa orang Kadisobo, Paroki Medari. Rama Agoeng memang sudah berkata bahwa sudah saatnya bisa diambil orang. Maka saya langsung mengirim SMS ke Bu Rini dan Lisa agar segera mengambil anak yayuk. Mas Tukiran juga saya minta segera membawa pulang. Tinggal Andre yang belum dapat dikontak. Ini urusan Rama Harto. Ketika saya bilang ke Rama Agoeng "Sadaya telas dipesen" (Semua habis dipesan), Rama Agoeng menanggapi "Sekedhap malih Pitong mesthi manak" (Sebentar lagi Pitong akan beranak). Semua yang dibicarakan memang menyangkut anjing Domus. Maka layak kalau ada yang menyebut tidak rohani. Tetapi kalau anak-anak anjing itu jadi tanda dan sarana hubungan kasih dengan orang-orang yang meminta (karena syaratnya punya hubungan dengan kepedulian pada dan bukan hanya memanfaatkan rama Domus), rasanya ada juga nuansa rohaninya. Yang jelas perpisahan yayuk dengan kelima anaknya berbuahkan sukacita bagi yang membawa pulang. Bagi saya pun juga, karena hilanglah bau anjing dekat kamar saya ha ha ha .... * Rama Bambang