Sabda Hidup
Selasa, 21 Mei 2013
Kristoforus Magallanes
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir. 2:1-11; Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40; Mrk. 9:30-37
Bacaan Injil Mrk. 9:30-37
30
Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan
Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar
murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan
ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari
sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32 Mereka tidak mengerti perkataan
itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. 33 Kemudian tibalah Yesus dan
murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya
kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah
jalan?" 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus
duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika
seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang
terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 36 Maka Yesus
mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka,
kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 "Barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan
barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang
mengutus Aku."
Renungan
Suatu kali, pas membantu misa di
kartasura, ada seorang bapak menemuiku dan menceritakan apa yang baru
saja dilakukan anaknya. Kala itu ketika sang anak dan ibunya selesai
siap-siap untuk acara hari minggu, ia meminta ibunya berhenti sejenak.
Ibunya yang sudah berada di atas motor pun bingung dan bertanya, "Kenapa
berhenti?" "Aku ingin liat Rm Agoeng dulu," kata si anak. Ibu itu pun
menghentikan motornya, si anak turun lalu masuk ke Gereja. Ia berjalan
dengan tenang ke depan menuju altar. Sampai depan panti imam ia
berlutut, melihat aku lalu keluar Gereja.
Mendengar cerita itu aku
tertegun sekaligus kagum. Anak itu begitu polos dan kuat mewujudkan
keinginannya. Kukatakan pada bapak itu kalau aku pingin ketemu anak itu
karena aku tidak melihat aksinya pas misa itu. Sang bapak pun tersenyum.
Hari minggu setelah misa pagi anak itu pun menemuiku bersama orang
tuanya. Kujabat tangannya dan kuucapkan terima kasih karena mau
melihatku dan selamat karena tekad dan ketekunannya mewujudkan
keinginannya.
Anak-anak memang polos. Apa yang diinginkan diwujudkan.
Mereka tidak malu, mereka tulus, mereka tidak takut gagal, mereka tidak
berpretensi atas kuasa. Kiranya inilah yang menggerakkan Yesus untuk
menunjukkan Kerajaan Allah. Dalam diri anak-anak itulah Kerajaan Allah
hadir secara nyata.
Kontemplasi
Bayangkan kisahku tadi.
Amatilah perilaku si anak tadi. Pelajarilah ketulusan, keberanian, tekad
dan usahanya mewujudkan keinginannya.
Refleksi
Siapa seorang anak bagimu? Apakah anda melihat kehadiran Kerajaan Allah pada mereka?
Doa
Tuhan
di tengah dunia yang gila kuasa, ajarilah aku agar mempunyai tekad yang
tulus seperti seorang anak dan kepasrahan karena hanya mengandalkanMu
Sang Penguasa utama kehidupan ini. Amin.
Perutusan
Aku akan membangun tekadku untuk mewujudkan cita-citaku dalam kerangka Kerajaan Allah.
Monday, May 20, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment