Wednesday, April 11, 2018
Jadi Acara Rutin?
"Rama Yadi melu ora?" (Rama Yadi ikut atau tidak?) tanya Rm. Bambang, yang sudah duduk di kursi depan mobil Domus Pacis pada tanggal 4 April 2018 jam 20.15, kepada karyawan Domus. Menyusul pertanyaan itu Rm. Bambang dikejutkan oleh jawaban halus "Mboten, rama" (Tidak, rama), karena itu adalah suara Rm. Yadi yang ternyata sudah duduk di kursi tengah berdampingan dengan Rm. Harto. Atas jawaban itu dua karyawan (Mas Abas dan Mas Ardy) dan tiga relawan (Mas Handoko, Mbak Sri Handoko, dan Bu Rini) tertawa terbahak-bahak. Mereka mentertawakan Rm. Bambang yang meminta karyawan untuk datang ke kamar Rm. Yadi untuk menanyakan mau ikut atau tidak, Hal ini dikarenakan ketika sedang makan siang Rm. Bambang melihat Rm. Yadi berminat untuk ikut. Sementara itu Rm. Bambang teringat pada Rabu Pertama, tanggal 7 Maret 2018, bahwa Rm. Yadi juga berencana untuk ikut tetapi pada malam sesudah makan berkata "Nek udan kula tilem mawon" (Kalau hujan saya tidur saja) karena pada waktu itu keadaan memang sedang hujan.
Itulah rombongan Domus Pacis yang dengan mobil granmax disopiri oleh Mas Handoko meluncur ke Auditorium RRI Yogyakarta, Jalan Gejayan. Ketika sampai di tempat tujuan, ternyata di gedung Auditorium sudah cukup banyak orang berada di dalamnya. Mayoritas jumlah kursi sudah ada yang duduk dan tikar yang digelar di bagian depan belakang gamelan pun sudah banyak yang duduk bersila. Rm. Yadi, Rm. Harto, dan Rm. Bambang dibantu diangkat bersama kursi-kursi rodanya dan kemudian menempati deretan depan. Ketika jam sudah mendekati angka 21.00, gedung menjadi penuh orang dan bahkan balkon di atas pun juga banyak yang menempati. Pada malam itu rombongan kecil Domus ikut menikmati pertunjukan Ketoprak Mataram RRI Yogyakarta. Pada malam itu ceritera yang disajikan adalah "Bremana Kembar" serial Angling Darmo.
Tampaknya nonton ketoprak di RRI Yogyakarta akan jadi acara rutin Rabu Pertama dalam bulan bagi paling tidak Rm. Harto dan Rm. Bambang dengan lima pendamping tetap. Pada jam 00.20 Rm. Bambang menulis ke Mas Dalijo "Mas Dalijo, mantaaaps le malsu. Rm.harto, Rm. Yadi lan kula diterke tiyang 5" (Mas Dalijo, Anda sungguh mantap membuat palsu. Rm. Harto, Rm. Yadi dan saya diantar 5 orang). Mas Dalijo, seniman serba bisa Yogyakarta, pada malam itu berperan sebagai Bermana palsu. Tujuh menit kemudian datang balasan dari Mas Dalijo "Matuuuuurnuwun sanget dipun berkahi Romo Bambang,.. Romo Yadi, Romo Harto saha para kadang sedaya,.. nyuwun pangapunten kula mboten saget ndherekaken kawengku tugas dipanggung,.. sembah nuwun, mbenjang rebo wulan ngajeng kula antu antu malih rawuhipun,.. sugeng sare, Berkah Dalem,.." (Terima kasiiiiiih sekali sudah diberkati oleh Rm. Bambang ... Rm. Yadi, Rm. Harto dan sahabat semua ... Maaf saya tidak dapat mengantar karena tugas di panggung .... Terima kasih, besuk Rabu bulan depan saya nanti lagi kedatangannya... Selamat tidur. Tuhan berkati ...).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment