Yohanes 14:27-31a
14:27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan
apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah
gelisah dan gentar hatimu.
14:28.
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku
datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan
bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada
Aku.
14:29
Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya
kamu percaya, apabila hal itu terjadi.
14:30
Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang
dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.
14:31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa
Aku mengasihi Bapa ....."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, orang dapat menggambaran kedamaian seperti kata-kata Jawa “Tata, titi, tentrem, karta, raharja”. Menurut http://artikatadari.blogspot.co.id/2017/03 ungkapan itu berarti “keadaan wilayah yang tertib, tentram, serta sejahtera dan berkecukupan segala sesuatunya.”
- Tampaknya, kedamaian berkaitan dengan keadaan yang tak kacau dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Kedamaian menjadi tanggungjawab dari orang-orang yang duduk di pemerintahan, perwakilan rakyat, dan urusan peradilan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun ada dalam lingkungan hidup tanpa konflik dan segala kebutuhan terpenuhi, orang belum tentu mengalami kedamaian sejati yang sebenarnya tidak tergantung dari situasi dan kondisi luar dirinya tetapi dari sikap diri orang yang memiliki kemesraan dengan suara nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa kedamaian itu tidak dapat diukur dengan gambaran-gambaran sekular tetapi dari keterbukaan pada aura kedalaman kalbu.
Ah, asal makan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan,
dan pendidikan sekolah beres, orang pasti mengalami kedamaian.
0 comments:
Post a Comment