warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15. BcO Kis. 7:17-43.
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15. BcO Kis. 7:17-43.
Nas Injil:
1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. 3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. 4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. 5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” 6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 7 Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” 8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 9 “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” 10 Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. 11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. 12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” 13 Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. 14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.” 15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. 3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. 4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. 5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” 6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 7 Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” 8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 9 “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” 10 Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. 11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. 12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” 13 Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. 14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.” 15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Percikan Nas
Yesus mengadakan mukjijat menggandakan roti dan ikan. Semua orang yang mengikuti-Nya pun bisa makan sampai kenyang. Orang-orang pun merasa bahwa Yesus bisa diandalkan. Mereka pun ingin menjadikan Yesus sebagai raja mereka. Yesus tidak mau. “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri” (Yoh 6:15).
Sikap Yesus ini sangat berbeda dengan situasi kemasyarakatan kita sekarang ini. Di berbagai tempat kita bisa melihat baliho-baliho dengan gambar-gambar orang yang menyebut diri sebagai calon presiden, bahkan juga calon wakil presiden. Mereka berebut untuk mendapatkan “kursi raja”. Aneka macam cara dilakukan demi merebut posisi raja. Kala cara yang dipilih itu baik dan produktif tentu layak didukung. Namun ketika cara yang dipilih itu jahat dan kontra produktif maka layak kita menolaknya.
Namun satu hal yang bisa kita permenungkan adalah raja seperti apa yang semestinya ada. Yesus menolak posisi raja yang berkuasa dan raja yang diperalat demi kelompok yang mendapat keuntungan dari-Nya. Ia memilih menjadi raja yang menuntun umat pada keselamatan. Para calon raja kita pun layak waspada terhadap kemungkinan kekuasaan yang akan dimiliki supaya tidak hanya distir oleh orang-orang yang memanfaatkannya demi keuntungan sendiri. Ia mesti menjadi raja yang menyelamatkan bangsa dan negara.
Yesus mengadakan mukjijat menggandakan roti dan ikan. Semua orang yang mengikuti-Nya pun bisa makan sampai kenyang. Orang-orang pun merasa bahwa Yesus bisa diandalkan. Mereka pun ingin menjadikan Yesus sebagai raja mereka. Yesus tidak mau. “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri” (Yoh 6:15).
Sikap Yesus ini sangat berbeda dengan situasi kemasyarakatan kita sekarang ini. Di berbagai tempat kita bisa melihat baliho-baliho dengan gambar-gambar orang yang menyebut diri sebagai calon presiden, bahkan juga calon wakil presiden. Mereka berebut untuk mendapatkan “kursi raja”. Aneka macam cara dilakukan demi merebut posisi raja. Kala cara yang dipilih itu baik dan produktif tentu layak didukung. Namun ketika cara yang dipilih itu jahat dan kontra produktif maka layak kita menolaknya.
Namun satu hal yang bisa kita permenungkan adalah raja seperti apa yang semestinya ada. Yesus menolak posisi raja yang berkuasa dan raja yang diperalat demi kelompok yang mendapat keuntungan dari-Nya. Ia memilih menjadi raja yang menuntun umat pada keselamatan. Para calon raja kita pun layak waspada terhadap kemungkinan kekuasaan yang akan dimiliki supaya tidak hanya distir oleh orang-orang yang memanfaatkannya demi keuntungan sendiri. Ia mesti menjadi raja yang menyelamatkan bangsa dan negara.
Doa:
Tuhan semoga para calon pemimpin kami sungguh-sungguh pribadi yang menghantar kami pada keselamatan. Semoga mereka mempunyai independensi pada pilihan tersebut dan mereka terbebas dari tekanan orang-orang yang mau cari keuntungan sendiri. Amin.
Tuhan semoga para calon pemimpin kami sungguh-sungguh pribadi yang menghantar kami pada keselamatan. Semoga mereka mempunyai independensi pada pilihan tersebut dan mereka terbebas dari tekanan orang-orang yang mau cari keuntungan sendiri. Amin.
Raja yang menyelamatkan.
(goeng)
(goeng)
0 comments:
Post a Comment