Sunday, April 8, 2018
Rm. Harto Salah Kira
Ini adalah peristiwa Selasa 27 Maret 2018. Pada sekitar jam 10.00 ada 18 orang dari Lingkungan Santo Yusup, Wilayah Maguwa Paroki Kalasan. Dari mereka tiga orang yang tidak lanjut usia. Suasana perjumpaan dengan Rm. Yadi, Rm. Tri Wahyono, Rm. Tri Hartono, Rm. Ria, dan Rm. Bambang berlangsung penuh keakraban. Kebetulan selain Rm. Ria, keempat rama lain memiliki kaitan pengalaman dengan Paroki Kalasan. Selain Rm. Bambang yang sanak keluarga dari ibunya berasal dan banyak tinggal di Paroki Kalasan, tiga rama lain pernah berkarya di Kalasan. Apalagi untuk Wilayah Maguwa, Rm. Yadi tercatat menjadi perintis berdirinya gedung gereja Maguwa. Rintisan Rm. Yadi pada waktu bersama Pak Yadi yang anak dan menantunya serta cucunya juga ikut berkunjung pada Selasa itu. Ketika bicara tentang Domus Pacis Rm. Yadi dan Rm. Bambang berceritera tentang peranan banyak relawan awam yang menopang kehidupan para penghuninya. Di sini Rm. Ria menambahkan bahwa dengan adanya rumah tua Domus Pacis, itu adalah bukti bahwa Keuskupan memperhatikan rama-ramanya hingga masa tua dan lansianya. Pada waktu makan siang, Rm. Bambang berkata "Wah, wau mboten tumut nemoni tamu. Duwe tamu dhewe nggih?" (Tadi tidak ikut menemui tamu. Punya tamu sendiri, ya?) kepada Rm. Harto yang menjawab "Kula kinten wau tamu mung kangge Rm. Bambang" (Saya kira tadi adalah tamu hanya untuk Rm. Bambang).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment