Kolom "Pastoral Ketuaan" untuk
beberapa hari ini akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Sukacita Tersembunyi

Aku punya sahabat yang begitu terhubung dengan Allah sehingga ia dapat melihat kesukacitaan meski aku hanya mengharapkan kesedihan. Ia banyak bepergian dan berjumpa dengan orang-orang yang tak terhitung jumlahnya. Manakala ia pulang ke rumah, aku selalu berharap ia menceritakan kepadaku mengenai situasi ekonomi yang sulit di negara-negara yang dikunjunginya, mengenai ketidak-adilan yang luar biasa yang didengarnya, dan tentang kepedihan yang dilihatnya. Namun meski ia sangat sadar akan kekacauan-kekacauan besar di dunia, ia jarang berbicara tentang itu. Kalau ia berbagi pengalaman ia bercerita tentang sukacita tersembunyi yang telah ditemukannya. Ia bercerita tentang seorang laki-laki, seorang perempuan, seorang anak yang memberinya harapan dan damai. Ia bercerita tentang kelompok-kelompok kecil orang yang saling setia satu sama lain di tengah-tengah semua kekacauan. Ia bercerita tentang mujizat-mujizat kecil Allah. Pada saat-saat tertentu aku menyadari bahwa aku kecewa karena aku ingin mendengar "berita-berita surat kabar", cerita-cerita menarik dan menggembirakan yang dapat diperbincangkan di antara teman-teman. Namun ia tak pernah menanggapi kebutuhanku akan sensasi. Ia tetap berkata: "Aku melihat sesuatu yang sangat kecil dan indah yang memberiku banyak kesukacitaan."

Inilah pelajaran yang sebenarnya. Perlulah memilih terang meski ada demikian banyak kegelapan yang menakutkan aku, memilih kehidupan bahkan ketika kuasa kematian begitu nyata terlihat, memilih kebenaran bahkan ketika aku dikelilingi kebohongan-kebohongan. Aku tergoda untuk sangat tertarik dengan kondisi manusia dalam kesedihan yang nyata sehingga aku tak lagi memperoleh sukacita yang timbul dengan sendirinya dalam banyak cara yang kecil-kecil tetapi sangat nyata. Hadiah dari memilih sukacita adalah kesukacitaan itu sendiri. Hidup di tengah-tengah orang-orang penyandang cacat mental telah meyakinkan aku tentang hal itu. Ada demikian banyak penolakan, kesakitan, dan perasaan terluka di antara kita, namun sekali kita memilih untuk memperoleh sukacita yang tersembunyi di antara semua penderitaan, hidup menjadi suatu perayaan. Sukacita tidak pernah mengingkari kesedihan, tetapi mengubahnya menjadi suatu tanah yang subur bagi lebih banyak sukacita lagi.
dari The Return of the Prodigal Son
0 comments:
Post a Comment