Tadi malam, 27 Oktober 2013, Rama Bambang bersama dengan 2 orang di antara para relawan-relawati Domus Pacis, Mas Handoko dan Bu Rini, pergi ke Boro. Paroki Boro malam itu mengadakan puncak acara peringatan 83 tahun berdirinya sebagai paroki. Tetapi kedatangan Rama Bambang adalah untuk ikut gembira pada kerjaan orang serumah, yaitu Rama Agoeng. Rama Agoeng bersama Tim Kerja Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang (Komsos KAS) telah berhasil membuat film dengan judul Pedibus Apostulorum (Perjalanan Para Rasul). Film berkisah tentang Rama J.B. Prennthaler, S.J. yang mengembangkan karya misi Wilayah Kalibawang sampai terjadinya Paroki Boro. Film ini menjadi acara pokok malam itu sebagai pemutaran perdana. Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. Pujasumarta, hadir dan memberikan sambutan untuk pemutaran perdana itu.
Pagi tadi, 28 Oktober 2013, ketika sedang makan pagi di hadapan Rama Yadi dan Rama Harto, Rama Bambang berkata kepada Rama Agoeng "Wah, wau dalu dhek adegan Rama Pren ajeng dodol prangko, manah kula mak dheg" (Wah, tadi malam ketika sampai adegan Para Pren akan berjualan prangko, hati saya seperti terpukul). "Dhek diunekke 'Saru, Rama kok dodolan, ngurus dhuwit'?" (Ketika dikomentari 'Memalukan, Rama kok berjualan, mengurus uang'?) Rama Agoeng bertanya yang disahut oleh Rama Bambang "Leres, wingi kula rak sadean kalender" (Benar. Kemarin saya kan berjualan kalender).
Dialog dengan Rama Yadi itulah yang membuat Rama Bambang berkata kepada Rama Agoeng tentang jualan Kalender Tahun 2014 yang bergambar Paus. "Kalender kula tawakke ke umat Wedi. Eeee, dhek dha ajeng wangsul dha tuku diladeni Mbak Tari. Sorene kula nekat mawon nawani tamu-tamune Rama Harto. Payu akeh diladeni Bu Rini" (Kalendere kula tawakke ke umat Wedi. Eeee, ketika akan pulang banyak yang membeli dilayani oleh Mbak Tari. Pada sore hari saya nekat menawarkan ke tamu-tamu Rama Harto. Laku banyak dilayani Bu Rini) kata Rama Bambang. "Dhek onten sing nentang tindakan Rama Prennthaler dodolan, onten ugi sing ndhukung sebab le dodolan ora nggo kepentingan diri rama" (Ketika ada yang menentang tindakan Rama Prennthaler berjualan, ada juga yang mendukung karena itu bukan untuk kepentingan diri rama) Rama Agoeng menanggapi dengan merujuk kisah Rama Pren. Rama Bambang pun menyahut "Inggih, rama. Batheni ngge nambah tuku lawuh dhaharan Domus" (Ya, rama. Keuntungan yang saya peroleh untuk menambah beaya lauk pauk konsumsi makan Domus). "Lho, kok ngaten?" (Lho, kok gitu?) tanya Rama Agoeng. Rama Bambang akhirnya bilang "Rak wonten sawetawis dinten kesanggupan nyepaki masakan, nanging mboten wonten sing ngeterke teng Domus. Sementara Domus mboten gadhah sing mendhet. Pramila kesanggupan wau kula suwun wangsul" (Kan ada beberapa hari kesanggupan menyediakan masakan, tetapi tidak ada yang mengantar ke Domus. Sementara dari Domus tidak ada yang mengambil. Maka kesanggupan itu saya ambil alih). Rama Agoeng pun tertawa.
0 comments:
Post a Comment