Wednesday, October 30, 2013
Sabda Hidup
Kamis, 31 Oktober 2013
Alfonsus Rodriguez
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Rm. 8:31b-39; Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; Luk. 13:31-35
Lukas 13:31-35
13:31 Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
13:32 Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
13:33 Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
13:34 Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
13:35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Renungan
Yesus tidak menghiraukan peringatan orang Farisi akan rencana Herodes yang ingin membunuhNya. Bagi Yesus Herodes bukan ancaman yang berarti. Ia tetap meneruskan perjalananNya mewartakan dan menghadirkan keselamatan.
Dalam catatan Rm Prennthaler SJ (berkarya di Jawa 1920an-1946) dituliskan bahwa beliau yang tergerak untuk menolong warga yang terkena sakit desentri tidak takut mendatangi mereka walau yang didatangi itu adalah orang-orang keras. Ia pun berani melawan perlakuan tidak adil para rentenir yang menjerat dan mencekik masyarakat miskin. Ia tidak risau dengan ancaman tersebut, tapi ia risau akan keselamatan dan penderitaan orang-orang.
Tidak semua tantangan harus kita hindari. Ada banyak tantangan yang perlu dihadapi agar semakin jelas jalan yang harus diambil. Apalagi bila hal tersebut menyangkut kehidupan orang banyak. Belajar dari Yesus yang menular ke Rm Prennthaler, seorang pemimpin semestinya risau bila rakyatnya menderita dan tidak sehat, bukan risau karena kedudukan dan nyawanya terancam.
Kontemplasi
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan dirimu ada dalam situasi ingin menolong sesama namun berada dalam tekanan orang yang tidak senang bila menolong sesama itu..
Refleksi
Tulislah berada dalam situasi terancam dan bagaimana engkau mampu mengatasinya.
Doa
Tuhan semoga aku mempunyai kekuatan yang memadai untuk menghadapi aneka tantangan yang menghadang. Amin.
Perutusan
Aku mengutamakan keselamatan banyak orang daripada sekedar menjaga harga diriku sendiri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment