Thursday, October 31, 2013
Sabda Hidup
Jumat, 01 November 2013
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a
Matius 5:1-12a
5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.
Renungan
Pertama-tama saya ucapkan selamat merayakan santo-santa pelindung kita masing-masing di hari raya semua orang kudus ini. Semoga makin hari hidup kita semakin dijiwai oleh kesucian para kudus yang menjadi pelindung kita masing-masing.
Bacaan di hari raya ini diambilkan dari sabda bahagia yang tercatat dalam Mat. 5:1-12a. Ada banyak nilai yang bisa kita petikan dari bacaan ini. Namun saat ini saya tertarik pada ayat 5, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." Kutipan ini memaksa saya bertanya: "Benarkah bisa begitu?" Ingatanku pun melintas pada puncak SAGKI tahun 2005. Pada waktu itu perwakilan agama-agama di Indonesia diberi kesempatan untuk memberikan sambutan. Tibalah kesempatan Bhikku Sri Panyavaro Mahathera untuk memberikan sambutannya. Saya sendiri sering bertemu dengan beliau dalam aneka macam seminar maupun rapat. Namun kala itu beliau sungguh tampak berbeda. Dengan tenang dan lembut beliau menyampaikan sambutannya. Suasana riuh berubah jadi hening. Semua orang diam memasang telinga mendengarkan kata-kata yang diucapkan. Semua seakan terhipnotis oleh ketenangan dan kelembutannya. Dunia riuh dikuasai dan dikendalikan oleh ketenangan dan lembutnya suara dan beningnya pemikiran.
Pengalaman di atas meneguhkan pengertianku akan sabda Yesus, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." Bukan mereka yang bersuara lantang dan kasar yang memiliki bumi, namun orang yang lemah lembut. Orang yang lemah lembut adalah orang-orang yang telah mencapai ketenangan kehendak, kelembutan rasa dan pikiran yang bening.
Marilah kita menimba kembali kelemah-lembutan para kudus di surga agar kita pun mampu memiliki bumi selaras dengan kehendakNya.
Kontemplasi
Carilah tempat yang tenang. Ingatlah kisah santo-santa pelindung anda. Bandingkan sejarah hidup mereka dengan sejarah hidupmu.
Refleksi
Apa pengaruh nama santo-santa pelindung dalam sejarah hidupmu?
Doa
Tuhan semoga hidupku lemah lembut, pikiranku jernih, mampu menguasai dorongan-dorongan rasa dan tetap menjaga kehendakku selaras dengan kehendakMu. Amin.
Perutusan
Aku akan membaca kembali kisah santo-santa pelindungku dan menimba kesuciannya bagi hidupku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment