dari www.psychologymania.com
Gangguan
psikologis pada masa menopause sering terjadi. Seperti halnya gangguan
gelombang hormon dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan cara-cara baru
membuat masa pubertas dan remaja menjadi masa yang sulit. Beberapa
wanita menemukan perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk
menyesuaikan dengan perubahan membuat menopause menjadi sangat sulit
(Jones, 2005).
Perubahan
psikologis pada masa menopause seperti kehilangan sesuatu yang
dibayangkan tentang kehidupan dan harus menyesuaikan gejala menopause
yang asing baginya. Ketidak teraturan haid secara bawah sadar
meningkatkan kecemasan wanita bahwa daya tarik seksual dan fisiknya
berkurang. Dia menjadi tua, merasa ditolak dan mencapai akhir dari
kehidupan. Emosi yang negatif ini tentu saja hanya berlangsung sementara
(Mustopo 2005)
Psikiatris
menemukan, banyak wanita pada masa menopause melampaui tiga tahap
sebelum menyesuaikan dengan kehidupan barunya. Pertama adalah tahap
dimana perasaan cemas makin menonjol biasanya periode ini cukup singkat.
Dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlangsung berbulan-bulan,
ketika gangguan depresi dan perubahan suasana hati yang lainya muncul.
Yang ketiga merasa ditolak oleh semua orang. Semua anggapan itu tidak
benar kelak si wanita akan memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua
kesedihan dari bulan-bulan sebelumnya tinggal sebagai mimpi buruk
(Yatim, 2001).
Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat
menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita.
Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari (Glasier, 2006) seperti :
Depresi
Ini
adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu menopause
yang dikarenakan perubahan – perubahan yang ada pada diri setiap seorang
wanita karena perubahan fisik dan psikologi pada tubuh (Nirmala, 2003).
Kecemasan
Gangguan
kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu mekanisme pertahanan diri
yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu
yang mengancam atau membahayakan dirinya. Namun kecemasan ini umumnya
bersifat relatif artinya ada orang – orang yang cemas dan dapat tenang
kembali setelah mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun
ada juga orang-orang yang terus menerus cemas meskipun orang
disekitarnya memberikan dukungan. Kecemasan yang timbul pada wanita
menopause sering di hubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatikan. Mereka
cemas dengan berakhirnya masa reproduksi yang berarti berhentinya nafsu
seksual dan fisik. Apalagi menyadari bahwa dirinya akan menjadi tua yang
berarti kecantikan akan mundur. Seiring dengan hal itu vitalitas dan
fungsi organ- organ tubunya akan menurun. Hal ini dapat menghilangkan
kebanggaannya sebagai seorang wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan
mempengaruhi hubungannya dengan suami maupun dengan lingkungan
sosialnya.
Mudah tersinggung
Gejala
ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka
wanita menjadi sangat menyadari proses yang sedang berlangsung dalam
dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan
perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku
tersebut dipersiapkan sebagai proses penerimaan yang sedang terjadi
dalam dirinya.
Stres
Perubahan
yang terjadi pada massa menopause dengan menyebabkan stres pada wanita
serta merupakan reaksi tubuh terhadap kecemasan yang di hadapinya pada
saat situasi yang menakutkan atau tidak nyaman. Tidak ada orang yang
bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas termasuk wanita
menopause. Ketegangan perasaan atau stres selalu berdebar dalam
lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan
bahkan menyusup ke dalam tidur. Kalau tidak di tanggulangi stres dapat
menyita energi, mengurangi produktivitas kerja, dan menurunkan kekebalan
terhadap penyakit. Namun demikian stres tidak hanya memberikan dampak
negatif tetapi juga dampak positif tergantung bagaimana individu
memandang dan mengendalikannya karena stres sangat individual sifatnya
(Anwar, 2003).
0 comments:
Post a Comment