Selasa, 22 April 2014
Yoh 20:11-18
20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan
menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat
berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah
kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya:
"Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka:
"Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia
diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke
belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu
adalah Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa
engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu
adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang
mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku
dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!"
Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani:
"Rabuni!", artinya Guru.
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau
memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada
saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi
kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada
murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang
mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, rasa kehilangan dapat membuat orang merasa amat susah sehingga orang dapat terus mencari dan mencari. Orang bisa pergi ke sana-sini mengikuti suara penganjur bahkan suara rasanya sendiri.
- Tampaknya, bila sudah dicekam oleh keyakinan oleh rasa hilang, dia dapat mengalami keburaman yang membuat segala yang dihadapi adalah penyebab terjadinya kehilangan. Bahkan ketika berhadapan jumpa dengan yang dicari, keyakinan hilang membuat orang tidak melihatnya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sentuhan rasa yang memberikan ingatan kedekatan hubungan personal akan membuat orang yang dicekam rasa kehilangan berubah menjadi belaian rasa perjumpaan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang memiliki celah rasa untuk mengalirnya getar suara kasih yang menjadi daya menyebar sukacita.
Ah, bagaimanapun yang dicekam kesusahan ya hanya
akan jadi orang gila.
0 comments:
Post a Comment