dari: pantisurya.wordpress.com/2011/07/11
”Pada usia saya saat ini, saya mengantisipasi agar tidak mengalami kematian psikologis dan kematian sosial. Kematian psikologis berupa kebencian dan kemarahan terhadap diri sendiri karena merasa tidak berguna lagi. Sedangkan kematian sosial adalah perasaan tidak dibutuhkan dan menjadi beban bagi lingkungan sosial di sekitar saya.”
Pernyataan itu diungkapkan psikolog
Sartono Mukadis lewat tayangan video yang diputar saat peluncuran
Yayasan Kencana, pekan lalu di Jakarta. Yayasan Kencana merupakan
komunitas orang berusia 50 tahun ke atas (golden age) untuk menjalani
kehidupan lebih bermakna, aktif, kreatif, mandiri, dan bahagia.
Keberadaan lansia memang sering
dipersepsikan negatif oleh masyarakat luas. Kaum lansia sering dianggap
tidak berdaya, sakit-sakitan, tidak produktif, dan sebagainya. Tak
jarang mereka diperlakukan sebagai beban keluarga, masyarakat, hingga
negara. Mereka sering tidak disukai serta sering dikucilkan di
panti-panti jompo.
Adanya anggapan negatif terhadap para
lansia itulah yang membuat beberapa sosiolog, psikolog, dokter ahli
saraf, dan ahli gizi mendirikan Komunitas Kencana. Tujuannya tidak lain
untuk menetralisasi anggapan negatif itu.
Salah satu pendiri Yayasan Kencana,
Jackie Ambadar, memaparkan ketika memasuki usia di atas 30 tahun, tubuh
cenderung mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi bisa menimbulkan
berbagai kelainan hingga berbagai penyakit. Hal ini harus diantisipasi
sebelum terjadi.
”Yang sering terjadi pada warga usia
kencana adalah soal kesehatan fisik. Ini sering disebabkan masalah
psikis, misalnya depresi. Penyebabnya rasa kesepian karena ruang
lingkup pergaulan yang menyempit, post-power syndrome, rutinitas
kehidupan yang statis dan tidak variatif,” kata Jackie di sela-sela
peresmian Komunitas Kencana pekan lalu di Jakarta.
Semua hal itu, lanjutnya, bisa membuat
lansia depresi. Maka jangan heran kalau melihat para lansia tampak
lesu, tidak bergairah, merasa tidak dihargai, serta merasa tidak
bermakna sehingga cepat merasa tua.
Menurut pengusaha ini, seseorang akan
terus-menerus merasa muda jika lingkup pergaulannya luas, memiliki
banyak teman untuk bertukar pikiran, intelektualitasnya selalu terasah,
aktif, dan menjalankan kehidupan dinamis. Kehidupan seperti itu akan
menghasilkan perasaan awet muda, gembira, dan sikap positif. Jika
seseorang merasa muda, kemungkinan kesehatannya selalu terjaga dengan
baik.
Di tempat yang sama, salah satu penggagas
Yayasan Kencana dr Adre Mayza menuturkan yayasannya mengembangkan enam
dimensi hidup sehat bagi komunitas kencana. Pertama, dimensi fisik
berupa kebutuhan akan gaya hidup sehat yang dapat dicapai dengan
kegiatan olahraga, mengatur pola makan sehat, serta pemeriksaan
kesehatan yang teratur. Kedua, dimensi sosial berupa kebutuhan untuk
memiliki hubungan yang sehat dalam komunikasi positif, melalui beragam
kegiatan, rekreasi bersama, serta kompetisi.
Ketiga, dimensi emosional, yaitu
kebutuhan untuk dapat meningkatkan kemampuan mengelola, menyalurkan,
dan mengendalikan emosi yang diasah melalui konsultasi kepada ahli atau
teman dekat, terapi, meditasi, serta saling berbagi dalam kelompok.
Keempat, dimensi intelektual untuk
mengasah serta meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keahlian dengan
membaca buku. Kelima, vokasional, yaitu kebutuhan aktualisasi diri
yang dapat terwujud melalui kegiatan bersifat hobi untuk menyalurkan
bakat serta keahlian khusus seperti melukis, berkebun, atau kerajinan
tangan. Keenam, dimensi spiritual, yaitu kebutuhan untuk mengisi
kebutuhan rohani dalam upaya mendalami makna hidup
sesungguhnya.(CR-48/H-1)
0 comments:
Post a Comment