Senin, 28 April 2014
Yohanes 3:1-8
3:1 Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus,
seorang pemimpin agama Yahudi.
3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan
berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus
Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang
Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat
melihat Kerajaan Allah."
3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah
mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke
dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat
masuk ke dalam Kerajaan Allah.
3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah
daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata
kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau
mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana
ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, dalam agama orang dapat menemukan semacam “kepastian” untuk menjadi orang beriman atau orang yang sungguh hidup di jalan Tuhan. Dalam agama ada ajaran dan tata cara bahkan kebiasaan yang menunjukkan dan menuntun orang menghayati kehidupannya dalam hubungannya dengan Tuhan.
- Tampaknya, tidak sedikit orang yang merasa sudah memiliki hubungan baik dengan Tuhan kalau sudah beres menjalani tata cara, kebiasaan, dan taat terhadap ajaran agamanya. Apapun yang mengganggu dan menggoyang “kepastian” keagamaan dapat membuat bingung dan sering dianggap membahayakan hidup damai dan sejahtera.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa orang yang sungguh beriman adalah orang yang mampu menghayati hidup dalam ketenangan batin terutama ketika berhadapan dengan hal-hal yang menggoyang yang sudah pasti atau mapan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mudah menghayati kemudaan hidup sekalipun dengan susah payah karena sudah tak muda akibat kenyataan hidup yang selalu baru dan diperbarui.
Ah, tanpa kepastian orang tak akan mengalami
ketenangan hidup.
0 comments:
Post a Comment