29 Januari 2011
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” II Korintus 4:16
Tawar hati. Saat rambut mulai memutih. Saat keriput mulai menghiasi wajah. Saat mata mulai samar-samar memandang. Saat pendengaran tak jernih lagi. Saat jalan tak tegap. Rendah diri mulai menyelimuti hati. Kesadaran sudah tua mulai menghantui. Nafas mulai dirasakan berat. Sakit-sakitan mulai mengikuti. Inilah saat-saat usia kita semakin memasuki masa senja. Rasul Paulus menyadari hal ini, bahwa saat usianya semakin tua, ia menyadari bahwa tubuh lahiriah semakin lama semakin merosot. Tidak kuat lagi seperti saat muda. Namun Rasul Paulus tidak tawar hati. Tidak menyesal. Tidak rendah diri. Bahkan tidak mencari kompensasi. Karena Rasul Paulus tahu, bahwa saat tubuh kita semakin lemah oleh karena dimakan usia. Rohaninya tidak semakin lemah. Justru rohaninya semakin diperbarui dari sehari ke sehari. Rohaninya semakin kuat dan dewasa.
Masalah usia lanjut menjadi persoalan bagi banyak orang. Khususnya adalah ketidak siapan dalam menghadapinya. Sehingga segala daya upaya dilakukan untuk mencegahnya. Mulai dari olah raga. Hisapan makanan yang bergizi sampai alat-alat kecantikan dan terapi dilakukan. Memasuki usia senja bukanlah masalah. Memasuki usia senja adalah alamiah. Semua orang hidup akan mengalaminya. Janganlah takut, janganlah kecil hati. Jangan pula minder. Allah bekerja di dalam proses penuaan yaitu saat tubuh kita melemah. Justru Allah punya kesempatan memperbarui rohani kita menjadi semakin kuat. Jika tubuh kita tidak pernah menjadi lemah. Kita akan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Sehingga kebutuhan rohani tidak pernah diperhatikan.
Marilah kita hadapi usia senja kita dengan penuh sukacita. Meski tubuh kita semakin lemah. Tetapi saatnya kita membangun rohani kita agar menjadi kuat di usia lanjut. Sehingga saat kita dipanggil Tuhanpun kita siap menghadapinya. Amin. Tuhan memberkati.
0 comments:
Post a Comment