Stanislaus
warna liturgi Ungu
Bacaan-bacaan:
Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh. 8:51-59. BcO Ibr. 12:1-13.
Bacaan Injil:
51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, 55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Memetik Inspirasi:
Kadang-kadang orang ragu untuk menyampaikan hal baik atau kebenaran yang ia tahu. Keraguan itu bisa diakibatkan karena takut dicap sok baik, mengganggu yang sedang berjalan dan lain-lain. Akhirnya kebaikan dan kebenaran itu disimpan, jalan salah terus berlangsung.
Memang menyampaikan kebenaran selalu ada resikonya. Sedikit orang yang berani menghadapi itu. Yesus adalah salah satunya. Ia menyampaikan suatu kebenaran. Bagi-Nya kalau tidak menyampaikan maka Ia pun berbuat dosa. “jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya” (Yoh 8:55). Sekalipun omongan itu bisa menyulitkan, namun Yesus tetap mengatakan.
Ada banyak hal yang membutuhkan keberanian kita. Menyampaikan kebenaran merupakan titik krusial dalam hidup seseorang. Keberanian Kristus kiranya bisa menjadi inspirasi bagi kita. Mari kita suarakan kebenaran dan tidak membiarkan kejahatan dan kepalsuan merajalela. Kalau orang nekad menyampaikan kepalsuan, mengapa kita malu menyampaikan kebenaran?
Refleksi:
Kebenaran apa yang perlu kausampaikan untuk meperbaiki kehidupan ini?
Doa:
Tuhan semoga kebenaran-Mu kuat meraja dalam kehidupan kami. Utuslah orang-orang yang berani menyampaikan kebenaran demi kehidupan yang lebih baik. Amin
Menyampaikan kebenaran
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment