Pius V, Benedictus dari Urbino, Maria dari Inkarnasi
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan
Kis. 4:32-37; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Yoh. 3:7-15. BcO Why. 2:1-11.
Bacaan Injil:
7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." 9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" 10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? 11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. 12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? 13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Memetik Inspirasi:
Saat ini, di negara kita, ada orang yang gembira dan ada pula yang lagi sedih dan kecewa dengan hasil pemilu. Mereka yang menang dan lolos tentu bergembira. Mereka yang gagal kecewa. Sebagian dari yang gagal pun bertingkah aneh bahkan sulit menerima kekalahannya. Ada yang sampai stress, ada yang sampai berkali-kali mendeklarasikan kemenangan, ada yang meminta balik bantuan yang telah diberikan dll. Data-data objektif ditolak demi mempertahankan data impiannya.
Nikodemus kesulitan menerima bahasan duniawi dari Yesus. Tentu ia pun akan lebih kesulitan kalau harus bicara soal-soal rohani. Untuk mampu menangkap hal-hal rohani diperlukan kelahiran baru sehingga orang mampu menerima dengqn hati terbuka dan jernih.
Pemilu telah selesai. Aneka kemampuan telah dicurahkan. Hasil telah bisa diprediksi. Saat ini yang mesti ada adalah sikap legowo dan bijak dalam diri setiap kontestan untuk menerima kelahiran baru. Amarah, kepedihan dsb tidak akan mampu mengubah hasil yang ada. Keikhlasan akan menolongnya kembali hidup secara baru dan berdaya. Tidak perlu lagi mengingkari data-data objektif yang ada. Menerima, lahir secara baru dan bangkit lagi kiranya menjadi cara terbaik.
Refleksi:
Bagaimana menghidupi secara baru ketika gagal?
Doa
Tuhan rahmat-Mu tak pernah berhenti. Engkau selalu memberikan kekuatan kepada mereka yang tak berdaya. Semoga kegagalan-kegagalan tidak membuat semangat hidup kami kendor. Lahirkan kami secara baru. Amin.
Legowo
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment