Yohanes 8:51-59
8:51.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak
akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
8:52
Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau
kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun
Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut
sampai selama-lamanya.
8:53
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun
telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"
8:54
Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku
itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa
kamu berkata: Dia adalah Allah kami,
8:55
padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata:
Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku
mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.
8:56
Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah
melihatnya dan ia bersukacita."
8:57
Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima
puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?"
8:58
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada."
8:59
Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan
meninggalkan Bait Allah.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, banyak orang memandang kematian terjadi kalau orang berhenti detak jantungnya. Orang sudah tidak lagi menghirup dan menghembuskan nafas karena terjadi hembusan nafas terakhir.
- Tampaknya, banyak orang memandang kematian terjadi ketika orang sudah meninggalkan arena aktivitas di tengah dunia. Dengan kehilangan nyawa orang disebut meninggal dunia.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun masih bernyawa dan masih mampu melahap makanan dan minuman, tetapi segala yang diomongkan dan dilakukan bertentangan dengan amanat nurani sehingga selalu merusak atau paling tidak membahayakan tatanan hidup bersama, orang sudah meninggalkan dunia karena kesejatian hidup yang tak lekang oleh hilangnya nafas adalah hidup yang didasarkan pada yang dikatakan oleh relung kalbu. Di dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa nyawa sejati tidak terletak dalam aktivitas jantung tetapi dalam sabda kekal yang bertahta dalam nurani.
Ah, yang namanya hidup itu ya kalau belum masuk alam
kubur.
0 comments:
Post a Comment