warna liturgi Ungu
Bacaan-bacaan:
Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19. BcO Kel. 33:7-11,18-23; 34:5-9,29-35.
Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19. BcO Kel. 33:7-11,18-23; 34:5-9,29-35.
Nas Injil:
17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Percikan Nas
Dalam beberapa kesempatan kita sering mendengar ada beberapa orang yang ingin mengubah undang-undang bukan demi kebaikan bersama tetapi karena kepentingannya belum terakomodasi. Perubahan yang diusulkan lebih untuk mengakomodasi keinginannya dan kelompoknya. Kalau itu terjadi biasanya produk undang-undangnya pun akan diskriminatif.
Orang-orang pun mengira Yesus akan mengubah hukum Taurat. Dengan tegas Yesus mengatakan, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5:17). Ia hadir, bersabda dan berkarya untuk menggenapi hukum Taurat, bukan mengubah.
Kiranya sikap Yesus ini sangat pantas menjadi kacamata kita. Kita tidak semena-mena mengubah perundangan yang ada, apalagi hanya demi kepentingan pribadi atau golongan. Kita layak menghormati perundangan yang sungguh berkehendak menjaga kehidupan bersama dan berusaha menggenapinya.
Dalam beberapa kesempatan kita sering mendengar ada beberapa orang yang ingin mengubah undang-undang bukan demi kebaikan bersama tetapi karena kepentingannya belum terakomodasi. Perubahan yang diusulkan lebih untuk mengakomodasi keinginannya dan kelompoknya. Kalau itu terjadi biasanya produk undang-undangnya pun akan diskriminatif.
Orang-orang pun mengira Yesus akan mengubah hukum Taurat. Dengan tegas Yesus mengatakan, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5:17). Ia hadir, bersabda dan berkarya untuk menggenapi hukum Taurat, bukan mengubah.
Kiranya sikap Yesus ini sangat pantas menjadi kacamata kita. Kita tidak semena-mena mengubah perundangan yang ada, apalagi hanya demi kepentingan pribadi atau golongan. Kita layak menghormati perundangan yang sungguh berkehendak menjaga kehidupan bersama dan berusaha menggenapinya.
Doa:
Tuhan jernihkanlah hati orang-orang yang berwenang membuat perundang-undangan di negeri kami. Semoga kepentingan seluruh bangsa dan negara menjadi konsentrasi mereka. Amin.
(goeng)
Tuhan jernihkanlah hati orang-orang yang berwenang membuat perundang-undangan di negeri kami. Semoga kepentingan seluruh bangsa dan negara menjadi konsentrasi mereka. Amin.
(goeng)
0 comments:
Post a Comment