Selasa, 11 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15
Matius 6:7-15:
7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) 14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Renungan:
St Tertulianus dan St. Thomas Aquinas menyebut Doa Bapa Kami sebagai doa yang sempurna. Doa ini merangkum Injil. Seluruh isi Injil terangkum dalam doa ini. Oleh St. Mateus doa ini diletakkan di tengah-tengah Kotbah Yesus di Bukit. Kotbah di Bukit merupakan pedoman hidup orang Kristen dan doa Bapa Kami adalah doa yang hidup bagi orang Kristen. Seluruh liturgi Gereja dan juga sakramen Gereja selalu mendoakan doa ini. Doa ini diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, maka sering juga disebut Doa Tuhan.
Saya pribadi merasa doa Bapa Kami merupakan andalan saya. Saya merasakan ada banyak hal yang hidup dalam doa ini. Kadang kalau doa sendiri doa ini kulantunkan dalam waktu yang panjang. Satu dua kata/kalimatnya menghantar kepada aneka macam permenungan. Misalnya kata "Bapa". Kata ini langsung memberikan keyakinan untuk menyampaikan sesuatu kepada Bapa, ibarat ayah. Kata ini menegaskan bahwa Tuhan sungguh dekat. Ia telah mengangkat kita menjadi anak angkatNya berkat Putera tunggalNya, Yesus Kristus.
Saudara-saudari bisa menemukan banyak hal dari doa ini. Bisa pula merasakan banyak hal. Mengalami peneguhan maupun kritikan dari Doa Tuhan. Saya hanya menyampaikan satu contoh, anda semua bisa menemukan banyak kisah yang lain dari doa ini. Selamat berdoa dan merasakan kasih Bapa yang begitu istimewa dalam diri kita.
Kontemplasi:
Doakan doa Bapa Kami dengan tenang. Lantunkan secara perlahan-lahan dan rasakan tiap kata dan kalimatnya.
Refleksi:
Tulislah apa yang paling mengesan dari doa Bapa Kami.
Doa:
Tuhan, terima kasih telah mengajari kami berdoa. Semoga doaMu bukan menjadi rumusan yang statis dan mekanis, tapi sungguh hidup dalam keseharian kami. Amin.
Perutusan:
Aku akan menghidupi temuan pokok dari doa Bapa Kami dalam hidupku hari ini.
0 comments:
Post a Comment