Tuesday, March 18, 2014
Sabda Hidup
Rabu, 19 Maret 2014
Hari Raya
St. Yusuf, Suami SP. Maria
warna liturgi Putih
Bacaan:
2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51a
Matius 1:16,18-21,24a
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
1:24a Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Renungan:
Ada banyak tanda yang mungkin kita dapat kala kita ada dalam situasi dilematis. Namun sering dalam kondisi seperti itu pikiran, tenaga dan daya kita lunglai. Kita tidak bisa banyak berpikir. Kita tidak mampu melihat yang nyata apalagi tanda.
Dalam situasi dilematis St. Yusuf bisa menjadi contoh kita. Untuk membuat keputusan yang tidak mudah, ia terbuka pada segala tanda yang menyertainya. Keterbukaan itu memampukan dirinya menerima mimpinya. Dengan tanda dalam mimpi itu dia mengubah keputusan dirinya. Ia tidak menceraikan Maria, tapi malah mengambil Maria sebagai isterinya.
Mungkin kita pun kadang berada dalam situasi tidak mudah seperti Yusup. Kala mengalami hal tersebut kita pun berani terbuka dengan aneka kemungkinan penyelesaiannya, juga pada kemungkinan yang berbeda dengan rangkaian pikiran dan tindakan yang sudah kita rencanakan. Kita pun berani memilih tindakan yang tidak merugikan yang lain.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mat. 1:16,18-21,24a. Ambillah peran Yusuf.
Refleksi:
Apa yang biasa kaulakukan kala berada dalam situasi dilematis.
Doa:
Tuhan semoga aku makin terbuka pada tanda-tandamu. Aku makin berani mengambil langkah-langkah yang tidak merugikan siapa pun. Amin.
Perutusan:
Aku akan terbuka pada suara Tuhan yang memperhatikan, mendorong pada gerak kasih yang menyelamatkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment