Thursday, March 6, 2014
Sabda Hidup
Jumat, 07 Maret 2014
Perpetua dan Felisitas
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15
Matius 9:14-15:
14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Renungan:
"....mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa" (Mat 9:15).
Hari ini adalah hari Jumat pertama. Hari pertama pantang kita di masa prapaskah tahun ini. Saya percaya masing-masing dari pembaca ini sudah memilih sendiri pantangan yang akan dilakukan. Dan pasti sangat bervariasi. Ada yang pantang garam, daging, rokok, nyamil, gorengan, jajan dll. Gereja pun memberikan kebebasan pada kita untuk memilih pantang yang akan kita lakukan selama masa prapaskah ini. Namun semoga kebebasan ini tidak membuat kita jadi nggampangke, apalagi tidak ada sangsinya.
Menjalani pantang memang bukan hal yang mudah. Seseorang yang hobinya makan aneka gorengan akan terasa berat untuk tidak menyantapnya. Kadang pada saat pingin pantang, yang dipantang itu malah muncul di hadapan kita. Walau berat namun pantangan ini sungguh mendidik kita, bahkan juga menjaga kesehatan kita. Ia mendidik kita untuk tidak selalu menuruti nafsu kita. Ia memberi kesempatan pada tubuh kita untuk memperbaiki diri. Misalnya orang yang suka "jerohan". Makan "jerohan" bisa meningkatkan kolesterol, membahayakan empedu. Nah kala kita berpantang, kita memberi kesempatan pada tubuh kita untuk membersihkan residu-residu yang sudah menumpuk selama ini.
Marilah ketika sang mempelai ini sudah diambil kita menekuni pilihan pantang dan puasa kita. Walau tidak ada sangsi yang mengikat, kita tetap setia menjalankannya.
Kontemplasi:
Carilah tempat yang tenang. Hadirkan pengalaman-pengalamanmu menjalankan pantang dan puasa.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menjalani pantang dan puasa di masa prapaskah.
Doa:
Tuhan semoga aku makin dewasa dalam menghayati iman kepadamu dalam kesatuan Gereja. Aku tetap tekun menjalani pantang dan puasaku walau tak ada sangsi yang mengikatku. Amin.
Perutusan:
Aku akan bertahan pada pilihan pantang dan puasaku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment