diambil dari http://rimanews.com/read/20140613
Penulis
RIMANEWS-Memasuki masa lanjut usia perlu persiapan agar tidak menjadi beban negara, kata pakar kependudukan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sukamdi.
Pada seminar "Bonus Demografi" yang diselenggarakan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Kamis (12/6), ia mencontohkan persiapan yang dapat dilakukan antara lain dengan menabung sebagai modal di masa tua.
"Jika saat usia produktif seseorang mampu menabung, maka saat lansia atau tidak lagi produktif, dari sisi ekonomi dia tidak menjadi beban negara," katanya.
Ia mengatakan lansia berumur 65 tahun menjadi isu kependududkan yang penting, karena bisa menjadi potensi atau beban negara.
Menurut dia, lansia akan berhadapan dengan tiga kesenjangan, yakni kesenjangan geografis, di mana hubungan atau pertemuan fisik antara orangtua dengan anak menjadi jarang.
"Generasi anak saat ini cenderung lebih cepat hidup terpisah dari orangtuanya," katanya.
Selanjutnya, kesenjangan ekonomi, serta kesenjangan kultural yang akan dihadapi lansia, yakni berupa perbedaan cara pandang dan nilai antara orangtua dan anak.
"Dulu dalam satu rumah tangga satu sumber pendapatan bisa dibagikan untuk kebutuhan seluruh anggota rumah tangga itu. Namun, saat ini mulai berubah, suami, istri, bahkan anak sudah memiliki rekening atau tabungan masing-masing. Artinya telah terjadi segmen ekonomi di dalam rumah," katanya.
Hasil proyeksi penduduk Indonesia pada 2010-2035 oleh PSKK UGM menunjukkan persentase jumlah penduduk lansia akan meningkat hingga 100 persen.
Pada 2010 persentase jumlah lansia sebesar 4,9 persen atau 11.878.236 jiwa. Angka tersebut diproyeksikan akan meningkat menjadi 10,8 persen atau 32.112.361 jiwa pada 2035.[ach/rm]
0 comments:
Post a Comment