Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"
21:28.
"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak
laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan
bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
21:29
Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30
Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak
itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31
Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab
mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal
akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32 Sebab Yohanes datang untuk
menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi
pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan
meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak
juga percaya kepadanya."
Butir-butir Permenungan
Tampaknya, ada gambaran bahwa orang baik akan dapat
ditengarai dari apa yang diomongkan. Orang baik akan omong baik.
Tampaknya, di dalam agama yang mampu berbicara tentang
Tuhan hingga menyentuh hati banyak orang akan mudah mendapatkan kekaguman. Dia
dapat menjadi pengkhotbah baik.
Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa
bergaul akrab dengan kedalaman batin, sebaik dan seindah serta selugas apapun
seseorang mampu omong tentang hidup baik dan luhur sehingga mampu membuat
banyak orang terkesan, kebaikan seseorang tidak ditentukan oleh omongannya
tetapi oleh yang dilakukan sehingga dapat terjadi kaum penyakit masyarakat yang
biasa menjadi batu sandungan bagi banyak orang dengan banyak omongan buruknya,
kalau berbalik dan hidup dalam perbuatan baik, akan menjadi teladan kebaikan
bagi para ulama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati
kaum busukpun akan beraroma harum dan dapat menjadi mahkota keindahan agama.
Ah, bagaimanapun juga orang-orang yang menjadi
penyakit masyarakat tak akan mampu jadi tokoh kebaikan.
Renungan harianku dalam doa berdasarkan Mat 21:28-32
Sekali
peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa
Yahudi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan
para pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Tuhan
Yesus Kristus terkasih, dalam Injil hari ini, Engkau menyampaikan
kepada kami kisah sederhana tentang seorang bapa yang menganugerahkan
kepada anak-anaknya pekerjaan istimewa di kebun anggur miliknya. Ia
mengharapkan mereka menunjukkan kepadanya rasa syukur, kesetiaan, dan
hormat dengan melakukan pekerjaan mereka setiap hari.
Dengan
kisah ini, Engkau menghendaki aku memiliki hati dan budi yang bertobat
dan melakukan yang baik dan menyenangkan Allah, Bapa kita. Yang terbaik
bagiku adalah belajar dari si anak pemberontak yang melawan perintah
bapanya dan menyatakan tidak mau bekerja baginya, namun lalu ia
menyesal, mengubah budi dan hatinya dan melakukan perintah bapanya; dari
pada anak yang (sok) baik dan berlagak mau bekerja bagi bapanya, namun
tidak melakukannya.
Engkau
menghendaki daku memiliki hati yang berubah dipenuhi rasa syukur dan
sikap hormat pada Allah, Bapa. Engkau menghendakiku mengubah hati hingga
aku menunjukkan keselarasan antara kata-kataku dan tindakanku dan
menghormat kehendak Allah serta melakukannya dengan baik. Maka, bantulah
aku selalu menyenangkan Allah dan menghormati kehendak dan rencana
kasihNya bagi hidupku. Ubahlah hatiku hingga aku hanya menginginkan yang
menyenangkan Allah dalam Dikau. Bantulah aku menghormati kehendakNya
dan berilah aku kekuatan, sukacita dan daya tahan untuk melakukannya
dengan sepenuh hati kini dan selamanya. Amin.
Sent from my heart of abudhenkpr "abdi Dalem palawija" Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang; Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.
diambil dari http://www.mirifica.net by
A. Giantoon Jendela Alkitab, Mingguan
Rekan-rekan!
Injil kali ini (Mat 21:28-32) menampilkan perumpamaan mengenai
seorang ayah yang bergilir meminta dua orang anaknya berangkat bekerja
di kebun anggur. Yang pertama pada mulanya tidak bersedia, tapi kemudian
menyesal dan akhirnya menjalankannya. Yang kedua sebaliknya berkata
“ya” tapi tidak melakukannya. Siapa dari kedua anak itu yang sungguh
mengikuti kehendak sang ayah? Tentunya orang berpikir tentang anak yang
pertama. Apakah perumpamaan ini sekadar dimaksud mengajarkan bahwa
tindakan nyata jauh lebih bernilai dari pada sekedar janji? Adakah
hal-hal khusus yang dapat dipetik dari bacaan Injil pada hari Minggu
Biasa XXVI tahun A ini?
Sekedar Latar Belakang
Yesus biasa mengajar di Bait Allah . Di situ banyak orang
mendengarkannya. Dalam kesempatan itu datang juga imam-imam kepala serta
tua-tua bangsa Yahudi. Suatu ketika mereka mempertanyakan, dengan kuasa
mana Yesus melakukan “hal-hal itu” (Mat 21:23). Mereka mau tahu apa dan
siapa di belakang tindakan Yesus menyembuhkan, menerima murid, mengajar
tentang Kerajaan Surga, mengusir roh jahat dari diri orang, menghibur.
Maklum, orang banyak makin melihat karya ilahi di dalam diri Yesus. Para
pemimpin masyarakat Yahudi tadi menjadi waswas karena Yesus semakin
populer. Bukan terutama karena mereka merasa tersaingi. Mereka khawatir
jangan-jangan Yesus mengadakan gerakan politik dengan warna gerakan
agama. Mereka curiga bahwa yang dilakukannya itu gerakan politik
mengumpulkan massa dengan dalih keagamaan.
Dalam pembicaraan itu Yesus berkata, ia bersedia menjelaskan dari
mana kuasanya asalkan mereka juga dapat menjawab satu pertanyaan
darinya. Ia balik bertanya apakah pada hemat mereka Yohanes tokoh yang
membaptis banyak orang itu mendapat perkenan dari Allah (“datang dari
surga”, 21:25) atau tindakan mencari pengikut belaka (“dari manusia”).
Para pemimpin tadi merasa terpojok. Bila mengakui adanya perkenan ilahi,
berarti mereka mendukung Yohanes dan konsekuensinya akan ikut dicurigai
penguasa Romawi. Tetapi bila menyatakan tindakan Yohanes hanya
manusiawi belaka, maka mereka akan berhadapan dengan orang banyak yang
percaya tokoh ini datang dari Allah.
Begitulah Yesus membuat para pemimpin itu menyadari sikap mendua
dalam diri mereka sendiri mengenai Yohanes Pembaptis. Mereka tidak mau
memberi jawaban jelas dan hanya berkata, “Kami tidak tahu!” Yesus pun
menutup pembicaraan tadi dengan mengatakan karena mereka tak dapat
memberi jawaban, maka ia pun tidak akan menjawab pertanyaan mereka pada
awal, yaitu mengenai asal kekuasaan Yesus (Mat 21:27). Tapi jelas yang
hendak dikemukakannya. Kalian tahu Yohanes menyuarakan seruan dari atas
sana, tapi kalian tidak berani mengakuinya terang-terangan. Begitulah
sikap kalian kepadaku!
Memang para pemimpin Yahudi itu diserahi tanggung jawab moral oleh
pemerintah Romawi untuk menjaga ketenangan di masyarakat. Jangan sampai
ada gejolak. Apalagi jangan sampai ada gerakan politik dengan warna
agama. Bila terjadi, maka pemerintah Romawi akan bertindak dan akan
makin membatasi kebebasan orang Yahudi. Inilah yang dikhawatirkan para
pemimpin. Jika nanti Yesus dan pengikutnya dianggap mengadakan gerakan
politik yang dibiarkan begitu saja oleh instansi agama, maka pemerintah
Romawi tidak akan tinggal diam.
Sikap yang Cocok?
Berlainan dengan para pemimpin tadi, Yesus tidak menyembunyikan
pendapatnya mengenai Yohanes Pembaptis. Dalam ayat 32 ia berkata bahwa
Yohanes “datang untuk menunjukkan jalan kebenaran”. Diakuinya penugasan
yang datangnya dari Allah sendiri. Namun para pemimpin Yahudi tidak
menanggapinya dengan semestinya, malah tidak berani mengakuinya karena
takut. Maka mereka bersikap seperti anak yang berkata ya ya tapi tidak
melakukan yang diharapkan. Orang-orang yang mereka anggap rendah, yakni
para pemungut cukai dan pelacur, sebaliknya seperti anak yang pada
mulanya menolak permintaan si ayah tapi kemudian menyesal dan menurut.
Lawan bicara Yesus juga paham maksud perumpamaan ini. Mereka merasa kena
teguran. Dan dasar teguran itu ialah prinsip yang mereka pakai
mengadili orang lain, yakni ketaatan atau ketidaktaatan religius.
Perumpamaan ini dipakai untuk menunjukkan sikap yang kurang serius
dari pimpinan masyarakat Yahudi dalam perkara-perkara kerohanian. Oleh
karenanya malah “pemungut cukai” dan ‘pelacur” bakal lebih beruntung
daripada mereka karena orang-orang ini berani mengubah sikap mereka.
Kedua golongan orang ini dianggap paling tidak taat pada ajaran agama.
Pemungut pajak dijauhi karena mereka bekerja bagi sistem pajak asing
yang memeras bangsa sendiri. Yang kedua dicap tidak punya kesetiaan.
Tetapi mereka yang dianggap buruk itu percaya kepada warta pertobatan
Yohanes Pembaptis sedangkan para pemimpin tidak. Mereka itu sebenarnya
bahkan lebih memeras bangsa sendiri dan tidak setia pada inti ajaran
agama.
Menyesal dan Akhirnya Berangkat
Gagasan dasar dalam perumpamaan ini terungkap dalam kata “menyesal”
dalam ayat 29. Anak yang pada mulanya tegas-tegas tidak mau menuruti
kemauan ayahnya itu kemudian menyesal. Gagasan “menyesal” di sini bukan
terutama perasaan gegetun karena telah berbuat sesuatu yang kurang baik
dan kini merasa tak enak, ada ganjelan dalam hati, kenapa tadi berbuat
begini atau begitu. Oleh karena itu kiranya tidak amat tepat bila kita
bayangkan anak yang akhirnya menjalankan permintaan ayahnya itu sebagai
orang yang punya hati, berperasaan, dan ingin memuaskan ayahnya. Semua
ini memang amat berharga dan sering terjadi. Namun perumpamaan kali ini
tidak membicarakan sikap hati seperti itu. Yang ditunjukkan ialah
keberanian untuk meninjau kembali niatnya dan memikirkan apakah tidak
lebih baik menjalankan yang diminta dari pada bersikeras.
Perkaranya menjadi lebih jelas bila dibandingkan dengan anak yang
kedua. Sebetulnya dia tidak pernah berniat berangkat bekerja di kebun
anggur ayahnya. Ia hanya berbasa-basi mengatakan “Baik pak!” tapi
sebetulnya hanya ingin agar tidak diganggu lebih lanjut. Ia lebih
berminat meneruskan yang sedang dikerjakannya. Tidak juga ia berminat
mencari tahu mengapa ayahnya memintanya pergi bekerja di kebun
anggurnya. Ia cuma mau membungkam ayahnya dengan sebuah janji. Ia tidak
berpikir panjang mengenai tindakannya atau alasan permintaan ayahnya.
Jadi pengertian “menyesal” dalam perumpamaan ini lebih cocok dipahami
sebagai “memikirkan kembali”, “meninjau kembali keputusan yang telah
dibuat” dan “urung menjalankan yang sudah diniatkan”. Ada usaha untuk
tidak membiarkan diri terpancang pada satu pandangan mati. Itulah yang
terjadi pada anak yang pertama. Meskipun sudah dengan jelas mengatakan
tidak mau berangkat, ia akhirnya berangkat pergi juga. Boleh jadi ia
mulai berpikir mengapa sang ayah memintanya bekerja. Apa tidak ada
pekerja? Apa memang amat perlu? Tidak dijelaskan dalam perumpamaan
alasan sang ayah. Tetapi anak yang ini jelas mengerti maksudnya. Dan ia
yakin sebaiknya menuruti. Di bawah nanti akan diulas arti permintaan
tadi.
Permintaan Sang Ayah = Rezeki Hari Ini?
Tidak ada buruknya kita coba ikut merasa-rasakan bagaimana sang ayah
mengungkapkan keinginannya. Ia berkata, “Anakku, pergi dan bekerjalah
hari ini dalam kebun anggur!” Kata-kata ini tidak berisi sebuah perintah
keras, melainkan tawaran yang diungkapkan dengan halus. Terasa juga
sapaan yang penuh kasih sayang. Isi permintaannya sendiri sebetulnya
tidak amat berarti. Ada banyak orang yang menunggu dipekerjakan di kebun
anggurnya. Sang ayah meminta anaknya bekerja di sana justru karena ia
mau menawarkan kesempatan bagi mereka. Dan lebih khusus lagi, ia
menawarkan kesempatan bekerja “hari ini”.
Tawaran bekerja di kebun anggur “hari ini” mengingatkan pada
permintaan kepada Bapa dalam doa yang diajarkan Yesus: “Berilah kami
rezeki pada hari ini”. Dalam perumpamaan ini ditunjukkan betapa sang
ayah ingin memberi sesuatu yang dapat membuat anaknya mendapatkan
sesuatu pada “hari ini”. Rezeki pada hari ini, itulah yang ditawarkannya
dengan lembut. Tidak dipaksakannya. Berarti bisa ditolak, bisa tak
dianggap penting, diremehkan, tapi tetap ditawarkan. Bagi yang tadinya
tidak mau, tetapi kemudian berubah sikap, tawaran itu masih tetap
berlaku.
Perumpamaan ini menggemakan tema kemurahan hati Allah yang ditawarkan
kepada siapa saja tetapi yang tidak selalu diterima dengan serta merta.
Dalam perumpamaan hari Minggu lalu (Mat 20:1-16) kemurahan hati ini
dipersoalkan oleh mereka yang kurang memikirkan keadaan mereka yang
kurang seberuntung mereka. Pekerja yang langsung menemukan pekerjaan dan
masuk pagi kurang senang melihat yang datang kemudian mendapat upah
sama. Tetapi mereka yang datang kemudian ini sebenarnya sudah lama
menunggu. Kini dalam perumpamaan tentang dua anak, rezeki hari itu
ditawarkan kepada dua orang yang sebetulnya tahu apa itu kemurahan hati
dan kebaikan ilahi. Tetapi hanya satu saja yang akhirnya mau
menerimanya. Yang lain merasa tidak membutuhkannya. Pembaca perumpamaan
ini diajak berpikir di mana kedudukannya sekarang ini. Sekaligus ada
imbauan untuk berubah bagi yang bersikap sebagai anak yang kedua.
Refleksi harianku dalam doa berdasarkan Lukas 9:43b-45
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Tuhan
Yesus Kristus terkasih, para murid dalam Injil hari ini takut bertanya
padaMu. Bertanya tentang sesuatu yang tidak kita mengerti bukanlah hal
buruk; itu merupakan hal yang bertanggungjawab dan menampilkan sikap
seperti anak-anak.
Begitu
mudahnya aku melihat hidup ini dari sudut pandang melulu manusiawi.
Anugerahilah aku mata iman untuk melihat dari sudut pandangMu. Semoga
imanku menyinari langkahku sepanjang hari hidupku.
Iman
adalah anugerah yang harus kucari dari Allah dalam segala kerendahan
hati hingga menebarkan cahaya dalam seluruh hidupku. Iman akan memberi
pengetahuan lebih besar dari pada sekadar yang manusiawi. Kuatkan imanku
yang lemah dan bimbing aku sepanjang jalan-jalanMu kini dan selamanya.
Amin.
Sent from my heart of abudhenkpr "abdi Dalem palawija" Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang; Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.
9:43b
Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya:
9:44
"Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia."
9:45 Mereka tidak mengerti perkataan
itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat
memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Butir-butir Permenungan
Tampaknya, orang akan banyak dihormati oleh masyarakat
umum karena perannya dalam memperhatikan kebaikan umum. Amat banyak orang akan
menyayanginya.
Tampaknya, karena banyak orang menghormat dan
menyayangi, seorang tokoh akan selalu hidup terjaga. Hidupnya akan menjadi aman
karena kesiagaan banyak orang jadi pelindung.
Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa
bergaul intim dengan kedalaman batin, sebesar apapun jumlah orang mendukung
perjuangannya dan sedalam apapun banyak orang menyayanginya, seorang tokoh
pejuang kebaikan umum akan menyadari besarnya risiko yang dihadapi karena dia
selalu berhadapan dengan gentayangannya jiwa-jiwa jahat. Dalam yang ilahi
karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyadari bahwa
kesejatian perbuatan baik akan sungguh tampak kala muncul penentangan kaum
jahat.
Ah, kalau baik sungguh jelas tak ada penentangnya
dong.
Sudah lebih dari 10 hari Rm. Yadi tidak tampak ikut makan bersama dengan rama-rama lain. Bagian meja makan Domus Pacis yang biasa menjadi tempat Rm. Yadi selalu ditempati oleh Rm. Bambang. Pada suatu hari, sebelum itu, Rm. Yadi mengirim SMS kepada Rm. Bambang bahwa kondisi badannya membuat beliau tak dapat melayani dirinya. "Bu Riwi ngurus kula wonten kamar" kata beliau. Karena gejala pertama yang dirasakan adalah amat sakitnya tulang pinggul, beliau periksa ke dokter Rahardyan di RS Panti Rapih. Pada waktu itu beliau masih ikut makan di kamar makan Domus. Tetapi dokter kemudian merujuk ke dokter Tejo. Dan dalam pendaftaran ternyata Rm. Yadi baru dapat berjumpa dengan dr. Tejo pada tanggal 5 Oktober 2017. Sesudah itu Rm. Yadi memang terus berada dalam kamarnya. Kalau Bu Riwi sedang berada di tempat kerjanya, kemenakan Rm. Yadi menggantikannya. "Riki minggah mboten napa-napa" kata beliau, sambil menunjuk bagian pinggang ke kepala, kepada Rm. Bambang yang menengoknya pada sekitar jam 17.30 Selasa 26 September 2017 di kamarnya. Rm. Yadi memang berbaring dengan kondisi tidak segar. "Pinggul mengisor tansah kraos sakit. Ngadeg mboten kiyat. Lungguh rekaos sanget" (Pinggul ke bawah selalu terasa sakit. Untuk berdiri sudah tidak kuat. Duduk amat berat).
Refleksi harianku dalam doa berdasarkan Yoh 1:47-51
Lalu kata Yesus kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."
Tuhan
Yesus Kristus terkasih, hari ini Gereja merayakan pelayanan kudus para
malaikat agung: Santo Mikael, Gabriel dan Raphael. Mereka bertahan dalam
kasih murni mereka bagi kehendak Allah yang Mahakudus. St. Gabriel
dengan setia mewartakan kabar penting sejarah kemanusiaan kepada
Zakharia dan Maria. St. Mikael bergumul dan mencampakkan Lucifer dari
sorga. St. Rafael datang memberi bantuan Tobias dan melindunginya daru
kejahatan.
Terima kasih atas contoh ketiga malaikat ini. Mereka membantuku di jalanku menuju padaMu.
Aku
percaya bahwa Engkau memanggilku untuk.setia dan penuh kasih dalam
pelayananMu. Aku ingin dengan rendah hati merenungkan keagunganMu atas
semua yang kujumpai hari ini dengan tulus menjalankan pelayananku.
Bantulah aku menjadi alat perdamaian dan kasihMu kini dan selamanya.
Amin.
Sent from my heart of abudhenkpr "abdi Dalem palawija" Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang; Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.
Santo Mikael,
Santo Gabriel, dan Santo Rafael, Malaikat Agung
Jumat,29 September 2017
Yohanes1:47-51
1:47
Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael
datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel
sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48
Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab
Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat
engkau di bawah pohon ara."
1:49
Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang
Israel!"
1:50
Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau
di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih
besar dari pada itu."
1:51
Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan
melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak
Manusia."
Butir-butir Permenungan
Tampaknya, orang dapat merasa amat bergembira karena
dapat melihat langsung peristiwa yang menjadi pembicaraan masyarakat umum. Dia
tak hanya tahu karena mendengar atau membaca berita tetapi karena secara
langsung berada di tempat peristiwa terjadi.
Tampaknya, dengan melihat langsung peristiwanya, orang
dapat ikut menjadi saksi. Dia dapat ikut menjadi sumber kebenaran berita.
Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa
bergaul intim dengan kedalaman batin, sebesar apapun pengetahuan seseorang
termasuk kemampuan menganalisisnya terhadap sebuah peristiwa duniawi, dia belum
akan menjadi sumber kesaksian kesejatian hidup kalau dalam kehidupan harian
tidak didasari oleh kesibukan batin bergaul dengan daya-daya ilahi. Dalam yang
ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mudah mengalami
daya surgawi di tengah hidup hariannya.
Ah, yang pokok adalah sibuk kerja agar hidup menjadi
kaya dan makin kaya.
Pada Minggu 24 September 2017 Rm. Bambang diminta oleh Komisi Pendampingan Keluarga Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memimpin rekoleksi keluarga-keluarga Katolik usia perkawinan tahun 1973-1983 dari Rayon Kulon Progo. Dari sekitar 200an orang peserta mayoritas datang dari Paroki Promasan karena yang menjadi penyelenggara adalah Tim Kerja Pastoral Keluarga Promasan. Rekoleksi ini terjadi di gedung Wisma Ibu, sebelah gedung gereja Promasan. Rm. Antonius Wahadi, pastor di Paroki Promasan, juga ikut hadir. Yang menjadi topik pembicaraan adalah Bangga Menjadi Keluarga Katolik. Rm. Bambang memproses rekoleksi ini bertolak dari omong-omong antar para peserta tentang kebanggaan mereka sebagai keluarga Katolik. Kemudian dibuka adanya ungkapan sharing publik. Rm. Bambang mencatat dan menemukan beberapa pokok yang menjadi akar pengalaman-pengalaman yang disampaikan dalam pleno. Ternyata yang kemudian menjadi pembicaraan panjang dan hangat bahkan agak panas adalah soal hubungan dengan cucu.
Berkaitan dengan pengalaman mengurus cucu, sebenarnya Rm. Bambang memberikan cakrawala: 1) Cucu adalah tanggung jawab orang tuanya. Anak yang sudah berkeluarga akan meninggalkan orang tuanya (bdk Kej 2:24); 2) Pada jaman kini yang namanya keluarga besar (extended family) sudah bergeser pada keluarga sebagai batih atau keluarga kecil (nucleus family); 3) Pada jaman kini setiap keluarga yang bertanggungjawab akan menanggung kehidupan secara mandiri. Rm. Bambang memang bicara tentang kemungkinan kakek-nenek menggantikan anak untuk mengurus cucu. Tetapi hal ini sebaiknya dilakukan dengan batasan waktu kalau ternyata orang tua si cucu masih hidup. Akan tetapi tampaknya soal mengurus cucu itu menjadi hal berat untuk dilepas. Beberapa hal yang menjadi soal adalah:
Bagaimanapun juga kakek-nenek wajib membantu anak dan menantu yang hidup pas-pasan dan harus mencari nafkah.
Kalau tidak mau peduli untuk mengurus cucu, bagaimana kalau kelak sudah jompo anak dan menantu ganti tak mau mempedulikannya.
Kalau nyatanya anak dan menantu melarat, kakek-nenek harus mengurus pembeayaan cucu.
Air selalu mengalir ke bawah sehingga kebaikan selalu pada yang bawah.
Dengan mengurus cucu, sekalipun sudah lansia, orang tak akan pikun.
Refleksi harianku dalam doa berdasarkan Lukas 9:7-9
Herodes
berkata, "Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia
ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?" Lalu ia berusaha supaya
dapat bertemu dengan Yesus.
Tuhan
Yesus Kristus terkasih, Herodes ingin bertemu Dikau. Namun keinginan
itu tidak berdasarkan iman atau motivasi pertobatan. Yohanes Pembaptis
telah mengajaknya bertobat namun ia selalu menundanya hingga bahkan ia
justru memenggal kepalanya.
Aku
pun perlu bertobat setiap hari. Tak cukup hanya mengatakan bahwa aku
telah menerima Engkau sebagai Penebusku. Aku harus mulai hidup baru,
membarui pilihanku padaMu tiap hari.
Kini,
saat aku masuk hadiratMu hari ini, aku tahu bahwa aku tak pantas
bersamaMu. Namun hanya Engkaulah, Tuhan, yang memiliki sabda hidup abadi
dan aku percaya; bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah. Maka aku
bersujud di hadiratMu dalam Adorasi Ekaristi Abadi, dalam sikap tobat,
dan berharap pada kerahimanMu. Bantulah aku bertobat lebih dalam lagi.
Bantulah aku kian dekat padaMu kini dan selamanya. Amin.
Sent from my heart of abudhenkpr "abdi Dalem palawija" Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang; Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.
9:7
Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa
cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara
orang mati.
9:8
Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang
mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.
9:9 Tetapi Herodes berkata:
"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya
melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan
Yesus.
Butir-butir Permenungan
Tampaknya, agama sering dipakai untuk tolok ukur menilai
orang. Orang baik akan beragama dan orang jahat akan abai dalam agama.
Tampaknya, di dalam beragama pun orang masih sering
mengukur sikap baik dan jahat. Yang tidak taat menjalani kebiasaan-kebiasaan
doa dan ibadah dapat dinilai bahwa sesungguhnya dia berada dalam lingkungan
kuasa jahat.
Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa
bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun orang memeluk agama tertentu
dan tekun menjalani segala tatanannya, ini semua tidak boleh menjadi tolok ukur
untuk menilai apakah dia baik atau jahat yang sejatinya dapat disadari dalam
sikap hatinya cemas atau tidak bila berhadapan dengan kebaikan-kebaikan yang
dilakukan oleh orang lain terutama yang beda golongan atau sikap dengannya.
Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan
menyadari diri sebagai orang baik atau buruk berdasarkan iklim batin gelisah
atau tidak ketika tahu orang lain melakukan kebaikan.
Ah, sebaik apapun orang lain yang berseberangan, itu
adalah ancaman untuk kesuksesan kita.
Ketika para rama Domus mulai berdatangan masuk kamar makan untuk santap siang, karyawan memberi informasi bahwa ada tamu. Itu terjadi pada Kamis 21 September 2017. Sebenarnya karyawan pertama-tama hanya bilang "Wonten suster badhe kepanggih rama" (Ada suster mau berjumpa dengan rama) yang ditanggapi oleh Rm. Bambang "Rama sapa" (Untuk rama siapa?). Ternyata karyawan berkata "Kangge sedaya" (Untuk semua). "Diaturi dhahar sisan" (Dimohon sekaliyan ikut makan) Kata Rm. Bambang. Ketika karyawan menjelaskan bahwa suster itu bersama tiga orang lain, Rm. Bambangpun tetap meminta mereka masuk kamar makan untuk santap bersama para rama Domus. Pada waktu itu rama yang ada adalah Rm. Rio, Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, dan Rm. Bambang. Rm. Tri Wahyono dilayani di kamar dan Rm. Yadi juga di kamar karena sedang sakit.
Seorang suster masuk bersama dua orang ibu dan satu pemuda. "Kami dari Legio Maria Gereja Wirobrajan, rama" salah satu ibu, yang ternyata bernama Ibu Yuningsih memperkenalkan diri. Ketika Rm. Bambang bertanya "Dari presidium apa", Bu Yuningsih menjawab "Presidium Cupu Rohani." Ternyata mereka membawa nasi dos kotak dalam jumlah banyak yang masih sisa untuk semua rama Domus, para karyawan, dan tentu juga untuk mereka bereempat. Keempat orang Legioner ini datang berkunjung di Domus Pacis secara spontan. Katanya, mereka berjumpa di Pasar Wirobrajan lalu bersepakat mengunjungi para rama Domus. Tetapi mereka sempat membawa oleh-oleh termasuk T Shirt untuk para rama dan karyawan.
9:1.
Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa
kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan
penyakit-penyakit.
9:2
Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan
orang,
9:3
kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan
membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.
9:4
Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai
kamu berangkat dari situ.
9:5
Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka
dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."
9:6 Lalu pergilah mereka dan mereka
mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit
disegala tempat.
Butir-butir Permenungan
Tampaknya, bagaimanapun juga pada umumnya orang ingin
selalu menghayati kebaikan. Dalam relung hati orang tak menginginkan masuk
dalam golongan penjahat.
Tampaknya, tak sedikit yang menggambarkan bahwa kunci
menjadi baik adalah hidup beragama. Orang akan dijauhkan dari jiwa jahat kalau
tekun menjalani perintah dan menjauhi larangan agama.
Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa
bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun amat tekun dan disiplin
menjalani hidup keagamaan, orang masih amat mudah dirasuki oleh jiwa kejahatan
apabila tidak memiliki sikap peduli dan ikut ambil bagian membawa kegembiraan
dengan ikut menghadirkan kesejahteraan bagi kaum papa dan terlantar. Dalam yang
ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa daya
jiwani sejati itu terutama membawa orang pada upaya meringankan beban derita
kaum papa dan terlantar.
Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang.
Tuhan
Yesus Kristus terkasih, Engkau mengutus para rasulMu mewartakan kabar
baik dengan dukungan yang pasti. Engkau memberi mereka kepastian untuk
mengajar mereka hingga kekuatan mereka yang berbuah terletak pada kasih
mereka dari pada kepandaian manajerial dan harta mereka.
Bantulah
aku untuk bersandar pada rahmatMu dan bukan pada hal-hal duniawi.
Bantulah aku mewartakan Kabar Baik dan kerahimanMu di mana pun kini dan
selamanya. Amin.
Sent from my heart of abudhenkpr "abdi Dalem palawija" Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang; Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.
Refleksi harianku dalam doa berdasarkan Luk 8:19-21
Pada
suatu hari datanglah Ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu
dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.
Maka diberitahukan kepada Yesus, "Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar
dan ingin bertemu dengan Dikau." Tetapi Yesus menjawab, "Ibu-Ku dan
saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan
melaksanakannya."
Tuhan
Yesus Kristus terkasih, Engkau adalah Pangeran Perdamaianku dan
penyembuhku. Aku membutuhkanMu. Terima kasih memberiku DiriMu.
Bantulah
aku mendengarkan sabdaMu dan melakukannya. Engkaulah keindahan kasih
dan kerahimanMu. Engkau memanggilku pada martabat yang lebih agung dan
kemesraan denganMu.
Sembuhkan
kebutaan rohaniku, hanya Engkaulah yang dapat membantuku. Tanpa Dikau,
aku tak mampu berbuat baik. Bantulah aku menghidupi martabat yang
anugerahkan padaku kini dan selamanya. Amin.
Sent from my heart of abudhenkpr "abdi Dalem palawija" Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang; Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.
8:19
Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat
mencapai Dia karena orang banyak.
8:20
Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di
luar dan ingin bertemu dengan Engkau."
8:21 Tetapi Ia menjawab mereka:
"Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman
Allah dan melakukannya."
Butir-butir Permenungan
Tampaknya, ada anggapan bahwa orang yang terbiasa olah
kerohanian hidupnya akan selalu dituntun oleh cahaya relung kalbu. Apa yang
dikatakan dan dilakukan menjadi ungkapan dan wujud hari amanat nurani.
Tampaknya, ada anggapan bahwa orang yang hidup dalam
kuasa nurani akan jadi sosok baik. Banyak orang akan kagum dan bahkan mau
menjadi pengikutnya.
Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa
bergaul intim dengan kedalaman batin, dikagumi oleh banyak orang lain atau
tidak dan banyak pengikutnya atau tidak, kebiasaan menjadi pendengar amanat
nurani dan taat menjalani dalam segala perbuatan akan menjadikan orang terutama
bagian dari persaudaraan besar dengan siapapun yang dikuasai kehendak luhur.
Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjadi
bagian dari keluarga besar kaum taat nurani.
Ah, kalau memang sungguh baik orang akan mudah menjadi
kaya.
Refleksi harianku dalam doa berdasarkan Luk 8:16-18
Sekali
peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada orang yang
menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya
dibawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya
semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
Tuhan
Yesus Kristus terkasih, Engkau hadir dalam cahaya, kebenaran, kasih dan
kerahiman. Tak suatu pun punya makna tanpa kasih dan kerahimanMu.
Sinarilah budi dan hatiku untuk mengikuti langkahMu yang membimbingku ke
sorga.
Aku
yakin bahwa janji-janjiMu akan tergenapi, cepat atau lambat.
Itulah sebabnya aku lebih suka sehari di rumahMu dari pada berada di
tempat lain. Bantulah aku menyalakan lampu dan menaruhnya di atas gantang
sehingga menyinari semua orang.
Aku percaya bahwa Engkaulah tempat perlindunganku dan sumber kebahagiaanku kini dan selamanya. Amin.
Sent from my heart of abudhenkpr "abdi Dalem palawija" Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang; Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.
"Mo, bentar lagi ada yg ngantar air mineral AXOGY galon ke DP. Galon kosong AQUA gak usah dibawakan, biar ambil galon kosong dr Sapen" kata Bu Titik Ariniwati dalam SMS di HP Rm. Bambang pada Rabu 20 September 2017 jam 08.56 yang masih diteruskan pada jam 08.58 "Berikutnya, setiap bulan kami bantu 10 galon ya." Bu Titik adalah adik sepupu dari almarhum Ibu Sumarsiyah, ibu kandung Rm. Bambang. Pada hari itu Bu Titik mengirimkan 10 galon AxoGy. Pengiriman ini memenuhi janji beliau pada hari Jumat tanggal 8 September 2017. Pada waktu itu, sepulang dari kontrol dokter di RS Panti Rapih, Rm. Bambang diantar oleh Bu Rini mengunjungi rumah Bu Titik di kampung Sapen. Kunjungan ini berkaitan dengan Pak Bambang Ananto, suami Bu Titik, yang baru saja opname untuk operasi tulang patah pada jari. Pada kesempatan omong sana omong sini, pembicaraan sampai pada kebiasaan minum air mineral Kangen Water pemberian berkala dari Bu Dwi yang tinggal di Tlogo, Prambanan. Dari dua sumber kepedulian itu, Rm. Bambang mengambil keputusan untuk menempatkan AxyGo di kamar makan Domus Pacis dan Kangen Water untuk kamar pribadi.
8:16
"Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan
atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas
kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat
cahayanya.
8:17
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak
ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu
mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa
yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada
padanya."
Butir-butir Permenungan
Tampaknya, orang akan disebut bijak karena mampu
memegang rahasia. Rahasia dapat menyangkut hal buruk yang dapat menjatuhkan
nama orang lain.
Tampaknya, orang juga disebut bijak kalau tidak mudah
mengungkapkan hal-hal yang menyangkut dirinya. Demi kerendahan hati dan sikap
santun orang juga tidak layak untuk mengungkap kebaikan yang ada dalam dirinya.
Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa
bergaul akrab dengan kedalaman batin, serapat apapun orang tidak menunjukkan
kebaikan yang ada dalam dirinya baik demi kerendahan hati ataupun demi
kesantunan, kebaikan sejati tetap akan terungkap dan terwujud karena ada daya
ilahi yang menampilkan dan mengejawantahkan demi kemaslahatan banyak orang.
Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan
bersyukur karena boleh menjadi pancaran kebaikan-Nya.
Ah, berbuat baik itu pada jaman kini harus jelas
imbalannya.