Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, September 6, 2017

Konflik Itu Tanda Kemacamragaman: Sebuah Pengalaman



Mulai dengan Januari 2002, ketika masuk imamat tahun ke 21, saya mengalami kepedihan hati bukan main. Ini berjalan sampai dengan tahun 2004. Saya ditugasi oleh Uskup untuk menjalankan Museum Misi Muntilan sebagai museum yang hidup. Selain dengan Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang (DKP KAS) dan intern teman kerja sekantor karena upaya memadukan beberapa tugas dalam Komisi Karya Misioner dan Karya Kepausan Indonesia KAS, pada tahun-tahun itu juga terjadi perbedaan pemahaman tentang karya permuseuman dengan para pemegang kebijakan Paroki Muntilan di mana kami berada. Saya sungguh menyadari diri menjadi sumber berbagai konflik. Akan tetapi yang amat mengejutkan adalah kata-kata seorang tokoh awam Paroki Muntilan kepada beberapa orang: “Rama Bambang itu di mana-mana memang mengacau umat”. Kata-kata ini amat menusuk lubuk hati saya namun mengingatkan berbagai peristiwa sejak imamat tahun-tahun pertama di Paroki Klaten dan kemudian di Paroki Salam, Wisma Salam, dan sebagai fungsionaris lembaga misioner. Di Klaten saya mengalami berbagai pertentangan dengan tokoh-tokoh karena beberapa upaya yang mengubah praktek-praktek yang menurut saya kurang mengembangkan iman dan keterlibatan umat. Hal ini juga terjadi di Salam. Di Wisma Salam saya merobah pola menejemen yang membuat almarhum Rama Mangunwijaya juga berang bukan main. Dalam pelayanan karya misioner pun banyak teman tim kerja angkatan pertama melihat saya sebagai perusak “kurikulum”. Bahkan Rama Mariatma SVD dengan berkelakar berkata bahwa pelayanan saya selalu meninggalkan kebingungan. Saya merasa bahwa sebenarnya saya memperjuangkan nilai-nilai iman, tetapi saya pun menyadari saya banyak menjadi sumber konflik. Di sini saya teringat perkataan Rama Scheltingha SY pada tahun 1978 “dengan caramu itu, banyak orang akan kagum tetapi sedikit yang dekat kamu”. Ini dikatakan ketika beliau melihat saya kerap bertentangan dengan teman-teman calon imam. Dan ini terjadi hingga sekarang.

Jujur saja, apabila pengalaman konflik terjadi, hati saya memang merasa pedih sekali. Akan tetapi saya tidak pernah dapat melepaskan diri, karena konflik terjadi ketika saya mempertahankan pandangan dasar hidup. Untunglah, ketika peristiwa berkaitan dengan karya Museum Misi Muntilan dan saya usul pada Uskup agar membangun gedung baru di luar kompleks Pastoran Muntilan, saya melihat bahwa konflik juga dibutuhkan. Provinsial SY berkata “Jangan hancurkan kerjasama Keuskupan dengan Yesuit!” Dalam hal ini Uskup bertanya “Apakah Anda sudah tidak kuat konflik?” Kata-kata dua pemimpin ini sungguh meneguhkan saya akan sikap saya dalam mengemban tugas untuk mempertahankan prinsip-prinsip pertusan. Dalam menghayati konflik saya hanya mempertahankan dua macam tampilan: 1) Menyimpan dalam hati dan merenungkan kalau itu hanya mengenai diri saya; 2) Terbuka berbicara bahkan menentang kalau itu mengenai banyak orang. Bagi saya kata-kata Yesus dalam Lukas 12:49-53, walaupun ditujukan untuk konflik kehidupan dalam keluarga, menjadikan landasan penghayatan saya akan konflik dalam menjalankan tugas perutusan imamat. Konflik adalah perjumpaan kemacamragaman pola sikap dan pola pikir. Asal dihayati dalam rangka untuk semakin mengikuti Kristus dalam situasi kongkret, konflik menjadi landasan hidup beriman yang sungguh katolik, yaitu terbuka pada perjumpaan aneka pikiran dan sikap hidup. Kekatolikan bukanlah keseragaman tetapi kemacamragaman. Kepada anak-anak dan remaja saya mencoba ikut mewariskan nilai konflik dalam mengikuti Yesus dengan nyanyian di bawah ini.

Biar Beda Asal Yesus (bdk 12:51)
 1 = D      4/4
    __    ____           ____    ____           ____    ____                                     _
//:  |  1    3    5  .  .    5  |  6    5    3  .  .    1  |  1    2    3    3    2  |  2    1  .    0  ://
    Bi -  be-bi - be           a  -  ye-a -  ye.         Bi -  ar  be- da   a- sal  Yesus. (2X)
Selesai
         __    ____              ____     ____           ____    ____                                   __ 
     //:  1  |  1    2    3    3   .    3  |  4    3    2  .  .    2  |  3    4    5    6    5  |  4    3  .   0  ://
1.      Tu-han      Ye-sus       sa- ngat i- ngin         se- mangat  ki- ta  me- nya-la
2.      Bi - ar        su- sah     dan  sengsa-ra
      II  _     ____                                   __
           2  |  3    4    5    i    7  |  6    5  .   //
     2.   na-mun ti-dak  pu-tus   a - sa.
                                            Kembali sampai Selesai

D. Bambang Sutrisno, Pr.

0 comments:

Post a Comment