Sunday, September 17, 2017
Rm. Agoeng Pindah Paroki Wates
Hari itu Sabtu 16 September 2017. Rm. Agoeng dengan mobilnya berada terdepan dan mobil Komsos yang dikendarai oleh Ega di belakangnya. Sementara itu Mas Handoko dengan granmax, mobil Domus Pacis, dengan Rm. Bambang sebagai penumpang mengekor paling belakang. Tiga mobil ini meninggalkan kompleks Domus Pacis tepat pada jam 13.00. "Wau Rama Priyanto maringi pirsa supados liwat jalan Godean, amargi jalan Wates wonten perbaikan" (Tadi Rm. Priyanto, dari Paroki Nanggulan, memberi tahu agar lewat Jl. Godean, karena ada perbaikan di Jl. Wates) kata Rm. Agoeng kepada Rm. Bambang ketika masih berada di Domus. Berita ini pun diteruskan ke sopir Bus Pariwisata PT. Sanjaya yang mengangkut Rm. Harto, Rm. Tri Wahyono, Rm. Tri Hartono, Rm. Gito, para karyawan Domus, dan para relawan Domus Pacis. Rm. Rio dan satu pramurukti berangkat dengan mobil sendiri bersama sopirnya. Bu Ninik, Pak Naryo dan ibunya menyusul juga dengan mobil sendiri. Adapun rombongan Komsos yang lain juga berangkat terakhir dengan bus.
Ketika rombongan tiga mobil pertama tiba pada jam 14.40, sekitar Pastoran Paroki Wates sudah ada cukup banyak orang. Rombongan segera di ajak masuk pastoran yang di terasnya sudah ditata banyak kursi berjajar berhadap-hadapan. Salah satu bagian teras tertata konsumsi snak dan alat-alat untuk menu santap makan. Rm. Wicaksana, Vikaris Paroki (istilah yang dulu dengan sebutan Pastor Pembantu), sibuk menyambut dan melayani para tamu rombongan dari kompleks Domus Pacis. "Kok telat suwe tekane?" (Mengapa sampai sini terlambat sekali) Rm. Rio berkata yang oleh Rm. Bambang terasa sebagai teguran. "Kami mangkate kan persis jam siji awan. Kowe wis ndhisiki, ta?" (Kami berangkat persis jam 13.00 sesuai rencana. Anda berangkat mendahului, kan?). Mas Handoko memberi tahu bahwa jam 12.00 Rm. Rio sudah berangkat. Mas Winarto, pramurukti pendamping Rm. Rio, berkata bahwa sesudah mampir Pastoran Jetis langsung ke Wates dan minta sopir mempercepat laju mobil.
Hari itu Rm. Agoeng secara resmi meninggalkan tempat tinggal di Domus Pacis dan resmi menjadi penghuni Pastoran Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. SK dari Keuskupan Agung Semarang menetapkan Rm. Agoeng menjadi Pastor Paroki untuk Paroki Bunda Maria Penasehat Baik Wates. Beliau diminta oleh Pimpinan Keuskupan untuk mendampingi Umat Paroki Wates menghayati semangat sebagai murid Kristus menghadapi perubahan dan kemajuan sosial karena Wates akan menjadi kawasan milenial dengan keberadaan kawasan Bandara Internasional yang akan datang. Dengan demikian pada Sabtu 16 September 2017 itu penghuni Domus Pacis beserta sementara relawan-relawatinya dan para karyawan Komsos dengan jaringan mitra relawan kerjanya mengantar Rm. Agoeng menuju Wates.
Acara di Wates dibuka dengan menikmati snak yang disediakan oleh pihak Dewan Paroki Wates. Setelah itu ada sambutan-sambutan. Ketika Ketua II Dewan Paroki sedang berbicara, Bu Lia sebagai MC mendekati Rm. Bambang untuk memberi sambutan sebagai wakil dari Domus Pacis. Tetapi Rm. Bambang berkata "Ampun kula. Wakil saking Komsos mawon" (Jangan saya. Wakil Komsos saja) yang ditanggapi dengan pertanyaan Bu Lia "La saking Domus Pacis?" (Bagaimana dengan Domus Pacis?). "Rm. Agoeng masih menjadi pengurus Domus Pacis" Rm. Bambang memberikan penjelasan. Maka Mas Martinus tampil menyambut sebagai wakil dari Komsos. Sambutan lain adalah Rm. Wicaksono dan Rm. Agoeng. Acara disambung dengan Perayaan Ekaristi Minggu bersama umat pada jam 16.00. Rm. Wicaksono menjadi selebran utama dan pendampingnya adalah Rm. Agoeng dan Rm. Rio. Rama-rama Domus lain dengan kursi rodanya berjajar di barisan terdepan. Sesudah misa acara ditutup dengan makan malam bersama dari rombongan pengantar dari para penyambut. Sebelum pulang Rm. Bambang menyerahkan kenangan dari Domus Pacis yang di dalamnya ada tulisan "Pratandha sampun nate gesang sareng sagriya kaliyan para Rama Domus Pacis" (Tanda pernah tinggal bersama para Rama Domus Pacis).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment