diambil dari http://sekitarbk.blogspot.co.id/2008/04 Posted
by bean
Kehidupan
pasangan suami istri, tidak selamanya dan tidak semuanya berjalan
dengan mulus dan lestari. Memang banyak pasangan suami istri yang
mempunyai harapan agar dalam perkawinannya bisa langgeng.
Dalam
kehidupan manusia, banyak pasangan suami istri yang bertahan sampai
usia lanjut, namun tidak sedikit pula yang putus di tengah jalan. Dalam
kehidupan di masyarakat dan keluarga, pasangan suami istri lansia banyak
dipengaruhi berbagai faktor. Faktor-faktor itu misalnya budaya dan
tradisi, ekonomi dan religius.
Dari
segi tradisi dan budaya banyak pasangan suami istri lansia yang
menderita, khususnya dalam budaya Jawa dengan taraf pendidikan yang
relatif rendah. Seolah-olah dalam benak pasangan lansia tersebut
terpatri suatu pandangan bahwa orang yang sudah tua atau sudah menopause tak pantas lagi hidup mesra berdua, malu dilihat cucu atau anak-anaknya. Biasanya istri yang lansia setelah menopause cenderung
menjauh dari suami dan lebih dekat dengan cucunya. Namun dalam
kehidupan sehari-hari, ternyata banyak ditemui bahwa sang suami menjadi
sering uring-uringan, banyak keluhan, sering masuk angin dan sebagainya.
Hal inilah yang sebenarnya menunjukkan adanya ketidakpuasan (masalah)
dalam kehidupan suami istri lansia.
Jika
ditelusuri sumber masalah yang sebenarnya seringkali berawal dari
ketidakpuasan karena kebutuhan biologis dan psikis suami tidak terpenuhi
akibat kondisi diatas. Di sisi lain mungkin terjadi konflik tradisi dan
budaya dalam diri sang suami, ia merasa sudah tua dan tak pantas
berduaan seperti dulu, namun ketahanan mentalnya ternyata rapuh sehingga
jatuh dalam kondisi yang makin menderita.
Kemudian
dari faktor ekonomi pasangan suami istri lansia dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok (Win Kartakusumah, 1994) yaitu :
¨ Kelompok
pertama yaitu kelompok lansia yang sudah pikun artinya mereka sudah
tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
¨ Kelompok
kedua yaitu kelompok lansia yang produktif, mereka yang mampu memenuhi
kebutuhan mereka sendiri dan tidak tergantung pihak lain.
¨ Kelompok
ketiga yaitu kelompok lansia yang miskin, mereka yang secara relatif
tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri, seperti pekerjaan atau
pendapatan yang tidak dapat menunjang kelangsungan hidupnya.
Bagaimana
kondisi lansia di Indonesia? Banyak penelitian telah dilakukan dan
hasilnya sebagian besar lansia masih membutuhkan pekerjaan sebagai
sumber penghasilan. Dimana cakupan mereka yang menerima pensiun sangat
terbatas, dua sumber penghasilan yaitu gaji/upah dan bantuan anak/cucu
merupakan sumber yang terpenting. Tingginya partisipasi penduduk lansia
dalam angkatan kerja menunjukkan bahwa peran penerimaan dalam bekerja
merupakan sumber yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mereka.
Kehidupan lansia mengalami peningkatan minat pada hal-hal yang bersifat religius atau
keagamaan. Ketertarikan terhadap agama pada lansia tersebut sering
dipusatkan pada masalah kematian pada usia tersebut. Agar lansia
memiliki kesiapan untuk menghadapi kematian, maka lansia perlu diberi
kesempatan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan atau makna hidup.
Banyak orang-orang lanjut usia yang berminat pada agama atas
alasan-alasan murni keagamaan atau karena taqwa yang timbul dari
kesadaran hati nurani sendiri. Kesadaran itu timbul, besar
kemungkinannya karena liang kubur semakin hari semakin dekat. Persoalan
psikologis yang menyertai minat keagamaan ini terutama sekali
dipengaruhi oleh latar belakang masa lalu (termasuk pendidikan
lingkungan keluarga) dan kesehatan mereka waktu setengah baya.
Menyikapi
masalah-masalah diatas, usaha positif yang perlu diusahakan agar
kehidupan sehari-hari pasangan suami istri lansia tetap sehat dan
produktif, adalah dengan menjalankan kebiasaan-kebiasaan hidup secara
teratur, seperti pada usia-usia sebelumnya. Hanya perlu diingat bahwa
lansia perlu menyesuaikan kebiasaan tersebut dengan kondisinya. Di
samping itu lansia juga tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan
sesuatu secara berlebihan dalam berbagai hal untuk memenuhi
kebutuhannya. Pada prinsipnya kebutuhan-kebutuhan hidup harus tetap
terjaga dan terpenuhi sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing
individu.
0 comments:
Post a Comment