Selasa, 21
November 2017
Lukas 19:1-10
19:2
Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang
kaya.
19:3
Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena
orang banyak, sebab badannya pendek.
19:4
Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk
melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
19:5
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata:
"Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di
rumahmu."
19:6
Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia
menumpang di rumah orang berdosa."
19:8
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari
milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang
kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
19:9
Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah
ini, karena orang inipun anak Abraham.
19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk
mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada gambaran bahwa orang dapat menemukan kebahagiaan kalau sandang, pangan dan papan tersedia tanpa harus berpikir dan berusaha. Itu semua karena orang sudah amat kaya.
- Tampaknya, ada gambaran juga bahwa orang dengan kekayaannya dapat meraih apapun yang dikehendaki. Dia dapat menjadi bagian dari golongan eksklusif karena status elitenya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa berjumpa akrab dengan kedalaman batin, sebanyak apapun kekayaannya dan seeksklusif apapun status dimiliki, orang tidak akan mampu menemukan dan menghayati kebahagiaan sejati yang mencahayakan hati apabila dia tidak mampu membaur dengan kebanyakan orang sekalipun berstatus eksklusif dan tak memiliki kepedulian lebih terhadap kaum papa dan menderita dengan kekayaannya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengalami sukacita sejati yang membuatnya memakai segala harta milik sebagai sarana berbagi terutama dengan yang papa dan menderita.
Ah, justru masuk dalam golongan eksklusif itulah yang
membuat orang gembira karena tak direbiti oleh rengekan orang umum.
0 comments:
Post a Comment