Kamis, 9
November 2017
Yohanes 2:13-22
2:14
Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan
merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
2:15
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan
semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke
tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
2:16
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari
sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
2:17
Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk
rumah-Mu menghanguskan Aku."
2:18
Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau
tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
2:19
Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku
akan mendirikannya kembali."
2:20
Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang
mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
2:21
Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
2:22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari
antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah
dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang
telah diucapkan Yesus.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya agama memiliki rumah ibadat. Berbagai perlengkapan dapat ada di dalamnya.
- Tampaknya, di dalam beribadat orang didorong berbuat baik. Untuk berbuat baik tidak jarang ada hal-hal yang harus diadakan dengan pengeluaran uang.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, semeriah apapun rumah ibadat dapat menyelenggarakan peribadatan dengan segala fasilitas perlengkapan dan dengan kemudahan bagi umat untuk menjalaninya, kalau tidak menjadi ruang penyadaran hidup luhur dan pengembangan relung nurani, rumah ibadat dapat jatuh ke dalam arena transaksi ekonomi, materi, dan bahkan politik. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati, sebesar apapun kebutuhan fasilitas duniawinya, orang akan tetap mengutamakan pengembangan hidup rohani di dalam rumah ibadat.
Ah, di dunia ini yang penting adalah ketersediaan
fasilitas duniawi untuk menjalani apapun termasuk dalam peribadatan.
0 comments:
Post a Comment