Saturday, March 23, 2019
Asal Menulis
Sebenarnya dulu ketika masih menjalani kerja dinas saya selalu mengalami kesulitan kalau harus membuat tulisan. Dalam sebulan untuk menulis sebanyak 4 halaman saja harus dikerjakan dengan susah payah. Memang, untuk tampil berbicara saya biasa merasa mudah. Tetapi untuk menulis? Saya biasa berusaha untuk menghindar. Menulis bukan pekerjaan harian saya.
Tetapi ketika sudah tinggal di Domus Pacis Puren, rumah tua para rama praja Keuskupan Agung Semarang, Rm. Agoeng memberi pelatihan ber-media sosial. Bahkan pada tahun 2013 beliau membuatkan Blog. Saya diminta untuk mengisi tulisan setiap hari dalam www.domuspacispuren.blogspot.com. Karena Rm. Agoeng pada waktu itu adalah pengurus, saya harus taat dan menyatakan kesediaan. Pada waktu saya mengatakan "Nanging kula sanes penulis. Lan mboten saget nulis sae" (Saya bukan penulis. Dan saya tak dapat membuat tulisan bagus), Rm. Agoeng menanggapi "Waton nulis mawon. Sing pokok dados berita" (Asal nulis saja. Yang pokok jadi berita). Entah bagaimana, ternyata akhirnya saya bisa membuat tulisan setiap hari. Lama-lama saya sadar bahwa tulisan-tulisan saya hanya seperti catatan-catatan seperti ketika saya masih menjadi pendengar kuliah kala masih mahasiswa. Dan ketika pada suatu saat saya baca-baca kembali, itu semua memang menjadi catatan proses pembelajaran saya dalam kuliah hidup sebagai lansia. Entah bagaimana saya kemudian memilih beberapa dan saya kumpulkan. Entah bagaimana ternyata kemudian saya memberi judul SEJIMPIT BUTIR-BUTIR CATATAN DARI RUMAH TUA. Entah bagaimana, itu saya tawarkan ke Penerbit Pohon Cahaya. Maka, jadilah itu buku cetakan yang juga memuat sambutan dari Rm. FX Sukendar, mantan Vikjen KAS, dan Rm. Y Dwi Harsanto, Vikep Kategorial KAS. Maka, karena dipasarkan, sedikit-sedikit itu juga ikut cari tambahan dana untuk Domus Pacis Puren.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment