Hari biasa Pekan III Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan-bacaan:
Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17; Mrk. 12:28b-34. BcO Ibr. 5:11-6:8.
Bacaan Injil:
28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" 29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." 32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." 34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Memetik Inspirasi:
Kalau melihat sikap politik seseorang atau partai kadang kita heran. Mereka yang dulu kawan jadi lawan. Yang dulu lawan malah jadi kawan. Yang dulu tanda tangan memecat seseorang malah sekarang menjadi pendukung yang dipecat. Kita melihat inkonsistensi sikap. Tampaknya secara sinis bisa katakan bahwa kepentingan kekuasaan membuat hal ini terjadi. Mereka yang dirasa akan menguntungkan diikuti, yang tidak menguntungkan ditinggal.
Orang Saduki dan ahli Taurat tampaknya berseberangan. Mereka saling berbeda pendapat dan berebut pengaruh. Ketika Yesus bersoal jawab dengan orang Saduki, ahli Taurat melihat jawaban Yesus menguntungkan mereka. Maka mereka pun, yang biasanya berselisih dengan Yesus, langsung menyetujui dan mendukung pendapat Yesus.
Tampaknya dunia kita ini penuh dengan perebutan kepentingan. Orang saling berebut dan saling bersahabat karena kepentingan. Oke bila kepentingan itu demi kebaikan bersama, sebagaimana Yesus lalu memuji si ahli Taurat, layak kita ambil. Namun kalau kepentingan itu hanya untuk mencari kuasa wajib kita waspadai. Jangan sampai kita terjebak pada kepentingan orang-orang yang hanya ingin berkuasa, apalagi ingin berkuasa dan mencuri harta rakyat.
Refleksi:
Siapakah sahabatmu dan apa yang kalian perjuangkan?
Doa:
Tuhan bantulah kami agar peka menangkap tanda-tanda. Semoga kami pun berani mengambil pilihan untuk bersahabat. Dan semoga persahabatan kami berdaya bagi kehidupan bersama. Amin
Persahabatan yang berdaya
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment