diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 2443 Diterbitkan: 13 Maret 2016 Diperbaharui: 13 Maret 2016
- Perayaan11 Maret
- LahirHidup pada abad ke-7
- Kota asalDamsyik (sekarang Damaskus - Suriah)
- WafatSekitar tahun 638 atau tahun 639 (sumber bervariasi) - penyebab kematian tidak diketahui.
- KanonisasiPre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santo Sophronius berasal dari kota Damsyik (sekarang Damaskus – Suriah). Awalnya ia adalah seorang guru dan ahli retorika. Kerinduannya untuk menjadi seorang pelayan Tuhan membuat Sophronius meninggalkan Damsyik dan mulai mengembara ke pertapaan-pertapaan dan biara-biara di sekitar Asia Kecil. Ia berkelana sampai ke tanah Mesir, dimana ia tinggal selama beberapa tahun dan dibimbing oleh Patriark Alexandria, Santo Yohanes Penderma. Disekitar tahun 580, Sophronius pindah ke Yerusalem dan masuk biara santo Theodosius di dekat kota Bethlehem.
Ketika muncul ajaran sesat Monotelitisme, Sophronius dengan gigih melawan ajaran sesat yang menyatakan bahwa Kristus hanya memiliki satu kodrat Ilahi, dan menolak kodrat manusia-NYA. Ia menulis banyak buku demi membendung pengaruh ajaran ini. Buku-bukunya kini telah hilang. Pada tahun 633 Sophronius berangkat ke ibu kota Kekaisaran Romawi Timur Konstantinopel demi memperingatkan para pemimpin Gereja agar tidak terpengaruh oleh monotelitisme yang ternyata mendapat dukungan dari kaisar Heraklius (Kaisar Byzantium 610 – 641).
Meskipun misinya ke Konstantinopel tidak membuahkan hasil, namun Sophronius terpilih menjadi Patriark Yerusalem pada tahun 634. Segera setelah penobatannya, Sophronius menuliskan sebuah surat kepada Paus Honorius I dan para patriark gereja di wilayah Timur. Dalam suratnya ia menegaskan pandangannya akan dua kodrat Yesus, kodrat manusia dan kodrat ilahi. Ia kembali menyatakan penolakkannya terhadap ajaran Monotelitisme, yang menurutnya adalah wujud lain dari ajaran sesat Monofisit. Surat ini sekarang telah hilang; begitu juga dengan florilegium (Anthologi) dari sekitar 600 teks yang dikumpulkan Sophronius dari para Patriark Timur yang mendukungnya. Dokumen ini juga hilang. (Perjuangan Sophronius baru membuahkan hasil pada tahun 680, kurang lebih 40 tahun setelah kematiannya, saat diselenggarakannya konsili Konstantinopel III. Hasil Konsili ini menolak ajaran Monotelitisme dan menyatakannya sebagai ajaran sesat.)
Ketika Yerusalem ditaklukkan oleh Khalif Umar bin Khatab (637), Patriark Sophronius menemani Umar saat ia mengunjungi tempat-tempat suci di Yerusalem. Ia berhasil menyakinkan Umar untuk tidak menghancurkan situs-situs suci umat Kristen khususnya Gereja Makam Suci, dan dapat berlaku murah hati terhadap umat kristen.
Santo Sophronius tutup usia di sekitar tahun 638 atau tahun 639.
Sumber : Katakombe.Org
0 comments:
Post a Comment