Hari Minggu Biasa VIII
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Sir. 27:4-7; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 1Kor. 15:54-58; Luk. 6:39-45. BcO 1Kor. 14:20-40.
Nas Injil:
39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? 40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. 41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui 42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." 43 "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. 44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. 45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Percikan Nas:
Membaca bacaan hari ini mengingatkan pengalaman menjadi murid dan guru. Ketika menjadi murid saya sungguh kagum dengan para guru saya. Mereka membagikan pengetahuan yang membentuk diri saya. Tidak ada guru yang berkata buruk ketika mengajar. Ketika menjadi guru saya merasakan bagaimana para murid bertumbuh sangat baik. Bahkan kini para murid tersebut menjadi orang-orang hebat yang melebihi kemampuan gurunya.
Seorang guru pasti mempunyai kemampuan yang lebih dari muridnya. Mereka menuntun para murid agar mempunyai kemampuan yang sama dengan gurunya saat murid tamat pembelajarannya. “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya” (Luk 6:40).
Guru pun akan terus dikenang oleh muridnya. Guru yang baik pasti akan di hati muridnya. Maka marilah kita doakan para guru yang telah mendidik kita. Kita pun mengingat pesan Tuhan supaya kita terus menjaga apa yang keluar dari mulut kita. Kiranya kita jangan sampai jatuh dan menjadi orang kotor mulut. “Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Luk 6:45).
Doa:
Tuhan jagailah kata-kataku. Jangan biarkan aku menjadi orang yang kotor mulut. Berkatilah orang-orang baik agar mereka terus menjaga kebaikannya dan menyuburkan kebaikan bagi umat manusia. Amin.
Syukur atas Kebaikan Guru.
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment