Hari biasa Pekan III Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan-bacaan:
Yer. 7:23-28; Mzm. 95:1-2,6-7.8-9; Luk. 11:14-23. BcO Ibr. 4:14-5:10.
Bacaan Injil:
14 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. 15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." 16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. 17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. 18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. 19 Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. 20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 21 Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. 22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. 23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
Memetik Inspirasi:
Cabang olah raga beladiri selalu membuat kelas-kelas yang didasarkan salah satunya pada berat badan. Mereka yang berbadan besar satu kelas dengan yang berbadan besar. Tidak akan mereka yang berberatan 50an kg dilawankan dengan yang berberat 90an kg. Tentu hal ini untuk menjaga keseimbangan tanding.
Ketika kita mempunyai persenjataan yang memadai maka kita pun merasa aman dan siap menghadapi lawan. Namun kala lawan memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan kuat kita perlu berpikir banget untuk menghadapinya (bdk. 11:21-22). Ketika gegabah dan hanya modal nekat resiko besar mengancam kita.
Hidup itu memang mengalir dari hari ke hari. Bila kita tidak waspada kita akan terbuai dengan nyamannya aliran tersebut. Maka hidup itu juga memerlukan strategi penataan yang baik dan tepat. Ada langkah-langkah yang perlu disiapkan sehingga kala berjalan mulus atau ada tantangan besar kita tetap bisa melaju selaras dengan target-target yang kita rancang. Tanpa perhitungan matang kita akan mudah mengalami kesulitan dalam kondisi aman sekalipun, apalagi dalam kondisi berat. Mari bersama Tuhan kita tata hidup kita dan kita singkirkan roh kemalasan.
Refleksi:
Bagaimana anda menata hidup?
Doa:
Tuhan kadang kami sering terlena dengan kemudahan yang Kauberikan. Kami merasa nyaman dan tidak menyiapkan diri untuk menghadapi situasi berat. Karenanya kami sering mengalami kesulitan. Bantulah kami untuk menata hidup kami. Semoga kami selalu siap dan mampu melangkah dalam kondisi apapun. Amin
Menata hidup
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment