Tuesday, April 2, 2019
Dalam 10 Hari Ternyata Habis
Pada Minggu siang 24 Maret 2019 saya menulis status "Saya memang bukan penulis yang mampu merangkai kata yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Saya bukan penulis yang mampu merangkai kata yang dapat menyentuh hati karena keindahan kosa pilihannya. Tetapi ketika kuliah saya termasuk yang rajin mendengarkan dan mencatat. Maka, ketika sudah lansia dan tinggal di rumah tua, saya berjuang mendengarkan kuliah hidup kelansiaan dan membuat catatan-catatan. Sebagai catatan, maka ya hanya asal tulisan. Eeeee, ternyata ada yang mau menerbitkan. Lumayaaaan, kalau ada hasil dapat untuk nambah kas Domus." Tulisan itu saya kirimkan lewat FB, Email, dan WAG.
Ternyata ada beberapa teman bertanya apakah bisa pesan. Tentu saja mereka bertanya berapa harganya. Sebenarnya saya mau memakai buku-buku itu untuk cari dana demi Domus Pacis Puren. Kalau ada umat yang saya jumpai dalam misa yang saya jumpai, saya bilang "Siapa akan menyumbang Domus Pacis? Sumbangan dua puluh ribu rupiah dapat satu buku." Itu saya katakan sambil menunjukkan buku Sejimpit Butir-butir Catatan dari Rumah Tua. Saya juga minta Rm. Harto untuk menawarkan buku itu kepada tamu-tamunya. Penerbit Pohon Cahaya menyerahkan 500 eksemplar di kamar saya. Saya berpikir untuk memasarkannya secara santai perlahan-lahan dengan memanfaatkan kesempatan saya diundang untuk pelayanan misa. Saya berpikir dalam sekitar 5 bulan akan habis. Tetapi tampaknya ada beberapa yang berminat dan membeli cukup banyak untuk teman-temannya yang memesan. Dan pada Senin 1 April 2019 sudah ada 260 eksemplar terbayar dan 81 eksemplar berada di tangan relawan pemasar. Memang, dari yang sudah terbayar 89 eksemplar dibeli sendiri oleh Domus Pacis untuk disertakan pada ucapan Selamat Paskah bagi para relawan masak Domus. Tiba-tiba pada Selasa 2 April 2019 Bu Rini mendapatkan pesanan dari relasi-relasinya dan sementara berjumlah 152 eksemplar. WA Rm. Bambang pun dimasuki nomor-nomor baru yang minta dikirim untuk kelompok-kelompoknya. Inilah yang membuat Rm. Bambang meminta Mas Yoyok dari Penerbit Pohon Cahaya untuk memberi lagi sebanyak 500 eksemplar. Mas Yoyok menjawab lewat WA "Njih romo...puji Tuhan... Kami jadwalkan jadi minggu depan". Saat ini Rm. Bambang sudah tak punya persediaan dan hanya menunggu tambahan dari Pohon Cahaya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment