Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 2, 2019

Percikan Nas Rabu, 03 April 2019

Hari biasa Pekan IV Prapaskah, pada hari ini dimulai Novena Kerahiman Ilahi
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan:
Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30. BcO Ibr. 9:1-14.

Bacaan Injil:
17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." 18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. 19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. 22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. 26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. 27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. 28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

Memetik Inspirasi:
Ada ungkapan , “Like a father, like a son” (seorang anak menggambarkan bapaknya). Apa yang dilakukan seorang anak umumnya pernah dilakukan ayahnya. Anak akan meniru perilaku orang tua, orang yang sangat dekat dengan dirinya. Anak adalah peniru yang baik. Apa yang dilihat akan dicopi dengan baik.
Yesus pun meneladan apa yang dilakukan Bapa. Bapa bekerja, Yesus pun bekerja. “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga” (Yoh 5:17). Ia pun selalu hadir pada Bapa setiap kali mau melakukan karya. Kesatuan Bapa Putra dan Roh Kudus menggerakkan daya bekerja. Allah selalu bekerja dan bekerja. Tidak ada hari tanpa kerja.
Hidup kita mewujud, salah satunya, dalam kerja. Ketika kita bekerja di situ identitas dan eksistensi kita memancar. Banyak negara warganya menunjukkan itu dengan bekerja. Bahkan supaya tampak eksis ada pula yang berusaha menyibukkan diri. Sebagaimana Allah yang sampai sekarang selalu bekerja marilah kita pun selalu giat bekerja. Dengan begitu anak-anak pun akan meniru kita. Kita perlu terus bekerja, bukan hanya janji bekerja.

Refleksi:
Bagaimana semangat kerjamu?

Doa:
Tuhan kuatkan semangat kami untuk bekerja sebagaimana Engkau selalu bekerja. Semoga kami bisa memberi teladan yang baik bagi anak-anak dengan semangat kami. Amin

Bekerja
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment