Sabtu, 7
Desember 2019
Lukas 1:26-38
1:26.
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di
Galilea bernama Nazaret,
1:27
kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari
keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau
yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah
arti salam itu.
1:30
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau
beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan
Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan
Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena
aku belum bersuami?"
1:35
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah
Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak
laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut
mandul itu.
1:37
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat
itu meninggalkan dia.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, kalau berbicara tentang murni, itu adalah hal tak ada campuran. Yang murni itu asli dan belum kena apapun yang mengubah bahkan merusak.
- Tampaknya, kalau berbicara tentang manusia, orang yang murni adalah yang hidupnya tanpa noda. Secara keagamaan dia dapat menjaga diri sehingga tidak melakukan dosa.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun selalu menjaga sikap dan tindakan yang menjauhkan diri dari dari segala dosa dan kejahatan, kesejatian kemurnian seseorang terjadi terjadi karena sungguh menempatkan diri di bawah kekuasaan nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa segala kebaikan yang dialami adalah anugrah dari kesediaan dirinya dikuasai oleh yang bertahta dalam nurani.
Ah, asal rajin menjalankan agama ya tak akan berdosa.
0 comments:
Post a Comment