BAHAGIA KARENA KOMUNITAS
Sebenarnya Sabtu sore hingga Minggu pagi, 1-2 Juni 2013, ada saat-saat kegelisahan dalam diri Rama Bambang. Hari Sabtu sekitar jam 15.45 dia mendapat telepon dari saudaranya di Wonosari bahwa ibu kandungnya gawat karena sakit tuanya. Rama Bambang berkata "Sesuk awan aku teka" (Aku akan datang besuk siang). Tetapi tidak sampai seperempat jam salah satu tantenya dari Sapen, Paroki Baciro, mengirim SMS bertanya apakah ibu wafat. Katanya dia ditelepon dari salah satu keluarga di Berbah, Kalasan. Rama Bambang segera telepon ke Berbah dan mendapat jawaban bahwa ibu memang benar wafat pada jam 15.50an. Pada saat itu mobil Domus Pacis sedang berada di bengkel dan baru dapat diambil besuk Selasa 4 Juni. Rama Agoeng, yang dihubungi oleh Rama Bambang untuk bertanya apakah ada mobil untuk pergi ke Wonosari, mempersilakan Rama Bambang memakai mobil Komsos KAS. Kuncil mobil itu ada di laci meja makan Rama Agoeng. Jam 6 sore tante dari Sapen dan suaminya datang di Domus dan dengan mobil Komsos menuju Wonosari dengan menyamper keluarga dari Berbah. Tetapi hingga dinihari jam 01.00 Minggu 2 Juni 2013 ketika Rama Bambang tiba di Domus, hatinya cukup gelisah. Dari satu sisi ibunya wafat dan hari Minggu dikuburkan. Dari sisi lain Rama Bambang mempunyai tanggungjawab dalam penyelenggaraan Novena Ekaristi Seminar setiap Minggu Pertama jam 09.00-12.00 di Domus Pacis. Pada saat itu Rama Yadi baru mengikuti Misa dan perayaan ulang tahun gereja Maguwa, Paroki Kalasan. Kondisi Rama Harta, Rama, Tri Wahyono, Rama Jaka, dan Harjaya tak memungkinkan untuk mengganti Rama Bambang. Rama Agoeng pergi pelayanan dan baru kembali Minggu pagi.
Minggu pagi, 2 Juni 2013, sekitar jam 06.00 Rama Bambang menelepon Rama Agoeng. "Rama mangke saget mimpin bagean misa Novena jam 11.00?" (Nanti jam 11.00 Rama dapat memimpin bagian misa Novena?). Rama Agoeng menyanggupi dan Rama Bambang cukup lega karena dia dapat dengan cepat sampai Wonosari. Ternyata ketika makan pagi Rama Agoeng datang dan bilang kalau akan ikut ke Wonosari. Rama Yadi dapat diminta pulang lebih awal untuk memimpin misa Novena. Ketika Rama Bambang selesai mendampingi bagian seminar dalam novena pada hampir jam 11.00, Rama Agoeng sudah siap berangkat. Bahkan Rama Jaka sudah berdandan dan akan menyopiri mobil Unio L300 yang dapat terisi banyak penumpang. Ternyata teman-teman karyawan Komsos bersama 3 orang ibu ikut menjadi rombongan. Rama Jaka menjalankan mobil cukup cepat tetapi tenang dan halus. Belum sampai jam 12.00 rombongan sudah sampai di tempat pelayatan Wonosari. Ketika banyak pelayat berdatangan, lebih-lebih umat Katolik kenalan-kenalan Rama Bambang, Rama Bambang sudah dapat ikut menyalami dengan ucapan "Matur nuwun" (Terima kasih) menjawab ucapan-ucapan yang hampir sama "Ndherek belasungkawa" (Ikut berduka cita). Perhatian banyak umat memang membuat Rama Bambang merasa senang karena tampaknya banyak orang merasa dekat dengannya. Rama Agoeng dan Rama Jaka tampak bersemangat menyertai Rama Bambang. Perhatian Komunitas Rama Domus Pacis sungguh membuat relung hati Rama
Bambang berpijar-pijar penuh keceriaan: Rama Harta dan Rama Tri Wahyana
memberi salam dengan gerakan tangan yang susah. Rama Yadi ikhlas tinggal
menggantikan Rama Agoeng sehingga pagi ini, Senin 3 Juni 2013, ketika
Rama Agoeng bilang "Nyuwun pangapunten kala wingi kula akali ngganti misa novena" (Maaf kemarin saya merekayasa rama menggantikan saya mimpin misa), Rama Yadi berkata "Kula remen kok dados jaga gawang" (Saya bahagia dapat menjadi penjaga gawang).
Sunday, June 2, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
SANGAT MENGHARUKAN ............PERSAHABATAN YANG MENDALAM , BISA SALING MENGISI DAN MELENGKAPI.
Barangkali itu karena kekuatan kassih seperti kasih-Nya Yesus (band Yoh 15:13)
Post a Comment