Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 16, 2013

Sabda Hidup Minggu, 16 Juni 13

maaf terlambat posting karena keterbatasan akses internet

Sabda Hidup
Minggu, 16 Juni 13
Hari MingguBiasa XI
Warna Liturgi Hijau

Bacaan
2Sam. 12:7-10,13; Mzm. 32:1-2,5,7,11;
Gal. 2:16,19-21; Luk. 7:36-8:3

Bacaan Injil Luk. 7:36-8:3
36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. 37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. 38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." 40 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." 41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. 42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" 43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." 44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. 45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. 46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. 47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." 48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." 49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" 1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, 2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, 3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Renungan
Aku mencoba membayangkan bagaimana perempuan itu memasuki rumah orang Faris dan menemui Yesus untuk membasuh dan meminyaki kakiNya. Yang terbayang ia merancang aneka cara agar bisa menemui Yesus di rumah orang Farisi itu. Ketika sampai di rumah itu ia menerobos larangan baginya untuk bergabung di pesta itu. Ia pun berhasil masuk dan kemudian bersungkur di kaki Yesus dan membasuh kakiNya dengan air matanya.
Setelah membayangkan itu saya pun sungguh merasa kagum pada perjuangannya. Ia adalah perempuan berdosa. Dia ingin mendapatkan rahmat belas kasih dan pengampunan dari Yesus. Pertobatannya ini mengagumkan. Tidak berhenti di sana. Iya mewujudkan pertobatannya dengan berusaha sedemikian rupa menemui Yesus. Niat dan perjuangan perempuan itu mendapatkan tanggapan positif dari Yesus. Ia pun mendapatkan belas kasih dan pengampunan.
Salah satu langkah untuk membangun hidup ini adalah niat. Namun niat saja tidak mencukupi. Ia perlu dibarengi dengan perjuangan untuk mewujudkannya. Dan niat dan perjuangan ini menjadi penuh kala dinaungi oleh rahmat kasih Tuhan sendiri.

Kontemplasi
Duduklah dengan hening. Bayangkan kehadiran seorang saudara yang selama ini menyulitkan dan membuat pedih keluargamu. Ia mendatangimu dan memohon-mohon ampun kepadamu.

Refleksi
Bagaimana sikapmu pada orang yang bertobat?

Doa
Tuhan semoga aku mempunyai kehendak yang kuat terutama kehendak untuk bersatu dengamu dan membawakan pengampunanmu. Semoga hari ini aku pun menjadi pioner dalam memaafkan yang bersalah padaku. Amin.

Perutusan
Aku akan terbuka menerima mereka yang mengakui kesalahannya.


0 comments:

Post a Comment