Sabda Hidup
Rabu, 05
Juni 13
Peringatan Wajib St.
Bonifasius
Warna Liturgi Merah
Bacaan
Tob. 3:1-11a,16-17a; Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9; Mrk. 12:18-27
Bacaan Injil Mrk. 12:18-27
18Datanglah kepada
Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.
Mereka bertanya kepada-Nya:19"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk
kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan
seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan
isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.20Adalah tujuh
orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan
tidak meninggalkan keturunan.21Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati
dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga.22Dan
begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya,
sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.23Pada hari kebangkitan, bilamana
mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya
telah beristerikan dia."24Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat,
justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.25Sebab apabila
orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan
melainkan hidup seperti malaikat di sorga.26Dan juga tentang bangkitnya
orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang
semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah
Ishak dan Allah Yakub?27Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang
hidup. Kamu benar-benar sesat!"
Renungan
Ketika seseorang atau
suatu kelompok mempunyai pandangan atau ideologi yang saklek seringkali
mengabaikan sumber utama keyakinannya. Mereka sering menabrak apa yang
sebenarnya mereka ketahui yang tertulis dalam Kitab Suci. Tidak jarang pula
Kitab Suci dipenjara untuk melegalkan pandangan ataupun ideologinya dan
digunakan sebagai senjata untuk menghancurkan lawan-lawannya.
Orang Saduki tidak
percaya pada kebangkitan. Mereka bukanlah orang yang tidak mengerti Kitab Suci.
Mereka paham dan fasih. Namun karena fanatisme pada pandangan (mungkin
ideologinya juga) mereka pun menabrak yang tertulis dalam KS (bc Mrk. 12:24-26).
Ketika kita jatuh pada
keyakinan sempit bahwa pandangan kitalah yang paling benar, kita telah
mengerdilkan diri kita sendiri dan mengingkari kenyataan kebenaran yang ada
dalam diri orang lain. Aneka kekayaan gagasan, kebenaran akan terlewatkan dalam
diri orang tersebut.
Kontemplasi
Duduklah..pejamkan
matamu..hadirkan peristiwa saat dirimu berargumentasi dengan orang lain.
Ingatlah sikapmu ketika argumen lawanmu lebih meyakinkan.
Refleksi
Apa yang akan
kaulakukan pada orang yang fanatis dan sempit pandangannya dan keras
ideologinya?
Doa
Yesus sudilah membuka
hatiku agar mampu menerima orang lain yang lebih baik dariku. Amin.
Perutusan
Aku akan terbuka dan
rendah hati mengakui yang benar.
0 comments:
Post a Comment