Pada hari Minggu sore tanggal 16 Juni 2013, saya sampai di Domus Pacis. Karena tidak membawa kunci utama saya mengebel pintu ruang tamu. Setelah beberapa saat mas Kris datang dan membukakan pintu. Dengan senyum khasnya dia pun mempersilakan saya masuk ke rumah.
Saya pun masuk ke rumah. Ransel di punggungku, tas kecil di dada depan dan tanganku menyeret koper. Saat memasuki pintu kedua, Pitong dan Yayuk pun mengipat-ipitkan ekornya menyambut. Kuteruskan perjalananku menuju ke kamar. Sesampai depan kamar saya Kunthi pun menyambut dengan penampilan lain. Rambutnya tidak panjang lagi. Ia gundul. Hehehe Kunthi gundul. Aku sempat pangling, kukira DP memelihara kambing, ternyata penampilan lain dari Kunthi. Sempat dalam hati aku bertanya, "Siapa yang nggunduli Kunthi?"
Belum sempat bertemu dengan rama-rama lain, saya masukkan tas-tas di kamar lalu ambil kunci kendaraan dan langsung menuju ke rumah ortu untuk ikut misa memule 1000 hari budheku.
Hari Senin pagi saat makan pagi saya melihat ada sosok lain yang gundul juga. Ya beliau Rm. Yadi. Aku tersenyum melihatnya. Rm. Yadi pun tampaknya sadar kalau aku tersenyum melihat penampilan barunya.
Lalu beliau pun mengatakan, "Kula cukur gundhul niku malah kraos...." Belum selesai ngomong kusaut,
"Kraos isis Rama?"
"Inggih isis, ning langkung malih kraos nggleling" katanya sambil memegang kepalanya. Aku pun ngakak mendengar omongannya dan melihat ekspresinya. Obrolan pagi itu pun lalu mengalir pada aneka macam cerita. Aku belum sempat bertanya siapa yang mencukur beliau.
Sore hari aku mendengar suara Rm Joko memarkirkan mobil. Dia habis mengantar Rm. Tri Wahyono kontrol di RSPR. Aku pun keluar dari kamar, ingin menemui mereka dan menanyakan perkembangannya. Rm. Tri sudah masuk ke kamarnya. Pak Tukiran membawa perbekalan ikut masuk ke kamar Rm. Tri. Kulanjutkan jalan menuju parkiran lalu ngobrol dengan Rm. Joko. Selesai ngobrol kami masuk DP. Kepalaku menengok ke kanan ke ruang makan. Kuliat ada kepala gundul lagi. Ooooo Rm. Tri pun gundul. Setelah mengenakan celana panjang di kamar, aku bergabung ke ruang makan. Rm. Tri langsung menyambut dengan kata-kata, "Aku cukur gundhul?"
Aku pun tersenyum dan kemudian bertanya, "Hahahaha seragam dengan Rm. Yadi, cukur di mana?"
"Nang tukang cukur?" dia pun menyebutkan tempat cukurnya, namun aku tidak ingat namanya hehehe
"Manawi Rama, cukur teng pundi?" tanya saya kepada Rm. Yadi
Sebelum bercerita dia pun tersenyum, "Hehehehe.... kala wingi kula nyukur Kunthi, lajeng ketingalipun kok kula saged nyukur. Lajeng dalu-dalu kula cukur piyambak rambut kula" katanya.
"Rm cukur piyambak?" tanyaku
"Iya hehehe.... jebul bareng enjang kula tingali kok pethak-pethak trus kula baleni."
Geli rasanya. Memang cukuran Rm. Yadi tidak sehalus cukuran Rm. Tri, bahkan tidak serapi cukuran Kunthi hehehhehee.... Batinku, wah DP jadi klub Gundul Gleling hehehehehehe
salam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment