diambil dari http://majalah.hidupkatolik.com
HIDUPKATOLIK.com – Apa arti gelar-gelar Maria dalam Litani Santa Perawan Maria, misalnya Cermin Kekudusan, Takhta Kebijaksanaan, Bejana Rohani, Bejana Kebaktian Utama, Benteng Daud, Benteng Gading, Rumah Kencana, Tabut Perjanjian? Mohon penjelasan.Charles Liyanto, Sintang
Gelar-gelar Maria dalam Litani Santa Perawan Maria yang berasal dari Loreto, Itali, berkaitan dengan nubuat dan gambaran dalam Perjanjian Lama yang menubuatkan peran Bunda Maria dalam karya penyelamatan Kristus. Kebanyakan gelar itu didasarkan pada keibuan dan kesucian Bunda Maria serta keutamaan-keutamaan dan peran Maria sebagai kepanjangan peran Yesus.
Gelar Cermin Kekudusan (Lat: speculum iustitiae yang arti harafiahnya ialah cermin keadilan/kebenaran), hendak menunjukkan bahwa Bunda Maria bagaikan cermin yang memantulkan kebenaran Allah. Hal ini berarti karya Allah yang membenarkan dan menguduskan serta menebus kita, yaitu Yesus Kristus (1 Kor 1:30). Gelar ini merujuk pada kesucian Bunda Maria. Seluruh pribadi Maria mencerminkan keadaan orang yang benar atau kudus berkat karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus.
Takhta Kebijaksanaan (Lat: sedes sapientiae) mengingatkan kita pada Sir 24:4, yaitu, “Aku telah tinggal di tempat yang tinggi dan takhtaku di atas tiang awan.” Tiang awan itulah yang menyertai perjalanan Israel. Sedangkan Kebijaksanaan Ilahi ialah Yesus. Yesus Kristus adalah Hikmat Allah (bdk 1 Kor 1:30). Melalui inkarnasi, Kebijaksanaan Ilahi tidak lagi bertakhta di atas tiang awan, tetapi di dalam rahim Bunda Maria. Gelar ini merujuk pada keibuan Maria.
Gelar-gelar Maria dalam Litani Santa Perawan Maria yang berasal dari Loreto, Itali, berkaitan dengan nubuat dan gambaran dalam Perjanjian Lama yang menubuatkan peran Bunda Maria dalam karya penyelamatan Kristus. Kebanyakan gelar itu didasarkan pada keibuan dan kesucian Bunda Maria serta keutamaan-keutamaan dan peran Maria sebagai kepanjangan peran Yesus.
Gelar Cermin Kekudusan (Lat: speculum iustitiae yang arti harafiahnya ialah cermin keadilan/kebenaran), hendak menunjukkan bahwa Bunda Maria bagaikan cermin yang memantulkan kebenaran Allah. Hal ini berarti karya Allah yang membenarkan dan menguduskan serta menebus kita, yaitu Yesus Kristus (1 Kor 1:30). Gelar ini merujuk pada kesucian Bunda Maria. Seluruh pribadi Maria mencerminkan keadaan orang yang benar atau kudus berkat karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus.
Takhta Kebijaksanaan (Lat: sedes sapientiae) mengingatkan kita pada Sir 24:4, yaitu, “Aku telah tinggal di tempat yang tinggi dan takhtaku di atas tiang awan.” Tiang awan itulah yang menyertai perjalanan Israel. Sedangkan Kebijaksanaan Ilahi ialah Yesus. Yesus Kristus adalah Hikmat Allah (bdk 1 Kor 1:30). Melalui inkarnasi, Kebijaksanaan Ilahi tidak lagi bertakhta di atas tiang awan, tetapi di dalam rahim Bunda Maria. Gelar ini merujuk pada keibuan Maria.
Gelar Bejana Rohani (Lat: vas spirituale) tidak dipertentangkan dengan bejana jasmani, tetapi merujuk kepada karya Roh Kudus atas diri Maria. Bunda Maria mengandung dari Roh Kudus (Mat 1:18). Lukas mengatakan bahwa Roh Kudus menaungi Maria (Luk 1:35) sehingga Allah Putra menjelma menjadi manusia. Bunda Maria adalah bejana yang dinaungi Roh Kudus. Jadi, gelar Bejani Rohani merujuk pada kesucian Maria yang terbuka pada kehadiran dan karya Roh Kudus.
Bunda Maria juga dipuji sebagai Bejana Kebaktian Utama (Lat: vas insigne devotionis), artinya Maria merupakan tempat unggul (vas insigne) dari penyerahan diri manusia, keterarahan diri manusia kepada Allah semata-mata. Maria sepenuh-penuhnya menyerahkan diri kepada Allah (Luk 1:38) untuk digunakan Allah dalam karya penyelamatan-Nya. Gelar ini merujuk pada kesetiaan dan ketekunan iman Maria.
Bunda Maria pun dipuji sebagai Benteng Daud dan Benteng Gading (Lat: turris eburneus). Benteng ialah menara (Lat: turris). Kedua gelar ini mengingatkan kita pada Kid 4:4 dan 7:4. Dalam Kidung Agung, kedua gelar ini diberikan kepada mempelai wanita. Dalam tradisi Kristiani, mempelai pria disamakan dengan Kristus, sedangkan mempelai wanita diartikan Gereja, jiwa orang beriman dan Maria. Jadi, gelar Menara Daud dan Menara Gading hendak menegaskan cinta hangat Maria kepada Kristus. Hubungan kemempelaian di sini harus diartikan sebagai kemitraan dalam karya, bukan dalam arti bio-sosiologis seperti suami dan istri. Kristus bekerjasama dengan Bunda Maria melahirkan kita dalam tata penyelamatan.
Gelar Rumah Kencana mengingatkan kita pada Bait Allah yang dilapisi emas (1 Raj 6:20-22). Allah tinggal dalam Bait Allah yang dilapisi emas itu. Dalam Perjanjian Baru, Allah Putra yang menjelma menjadi manusia, tinggal dalam rahim Bunda Maria. Karena keibuannya ini, Bunda Maria disebut sebagai Rumah Kencana.
0 comments:
Post a Comment