warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17. BcO Kis. 19:21-41.
Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17. BcO Kis. 19:21-41.
Nas Injil:
12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Percikan Nas
Beberapa tahun yang lalu saya sedang mau keluar untuk jajan karena makanan di pastoran belum ada. Karyawan paroki hendak menelpon keluarga yang caos dhahar kularang. Cuaca lagi hujan deras sekali. Saat hendak ke garasi saya melihat seorang ibu dan anaknya menuju pastoran. Karena payung mereka kecil maka badan mereka pun basah. Kusambut kedatangan mereka. Ibu itu pun langsung meminta maaf karena terlambat mengirim caos dhahar. Berkali-kali ia minta maaf. Melihat situasi itu saya langsung membatalkan kepergianku. Aku persilakan mereka masuk dan kuminta mas koster mengantar mereka kalau mereka mau pulang.
Kasih mereka terasa luar biasa bagi kami para imam di pastoran. Mereka rela menerobos lebatnya hujan demi kami. Saya pun teringat sabda Yesus ini, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13). Saya semakin diteguhkan bahwa kasih umat itu sungguh luar biasa. Mereka rela dan tulus memberikan yang terbaik.
Mungkin di antara para pembaca juga mempunyai pengalaman-pengalaman senada dengan cerita saya tadi. Di sekitar kita masih banyak tebaran kasih persaudaraan. Kasih itu berada di sekitar kita dan melingkupi hidup kita. Kita pun dipanggil untuk menjadi saksi kasih tersebut. “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh 15:17). Maka marilah kita mensyukuri kasih yang kita alami dan menguatkan diri untuk selalu berbagi kasih.
Beberapa tahun yang lalu saya sedang mau keluar untuk jajan karena makanan di pastoran belum ada. Karyawan paroki hendak menelpon keluarga yang caos dhahar kularang. Cuaca lagi hujan deras sekali. Saat hendak ke garasi saya melihat seorang ibu dan anaknya menuju pastoran. Karena payung mereka kecil maka badan mereka pun basah. Kusambut kedatangan mereka. Ibu itu pun langsung meminta maaf karena terlambat mengirim caos dhahar. Berkali-kali ia minta maaf. Melihat situasi itu saya langsung membatalkan kepergianku. Aku persilakan mereka masuk dan kuminta mas koster mengantar mereka kalau mereka mau pulang.
Kasih mereka terasa luar biasa bagi kami para imam di pastoran. Mereka rela menerobos lebatnya hujan demi kami. Saya pun teringat sabda Yesus ini, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13). Saya semakin diteguhkan bahwa kasih umat itu sungguh luar biasa. Mereka rela dan tulus memberikan yang terbaik.
Mungkin di antara para pembaca juga mempunyai pengalaman-pengalaman senada dengan cerita saya tadi. Di sekitar kita masih banyak tebaran kasih persaudaraan. Kasih itu berada di sekitar kita dan melingkupi hidup kita. Kita pun dipanggil untuk menjadi saksi kasih tersebut. “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh 15:17). Maka marilah kita mensyukuri kasih yang kita alami dan menguatkan diri untuk selalu berbagi kasih.
Doa:
Tuhan berkatilah semua orang yang mempunyai kasih dalam hidupnya. Semoga kasih yang mereka miliki memberi warna bagi kehidupan di dunia ini. Harapannya dunia ini ada dalam suasana kasih. Amin.
Tuhan berkatilah semua orang yang mempunyai kasih dalam hidupnya. Semoga kasih yang mereka miliki memberi warna bagi kehidupan di dunia ini. Harapannya dunia ini ada dalam suasana kasih. Amin.
Berbagi Kasih.
(goeng).
(goeng).
0 comments:
Post a Comment